ReliDoc – Jakarta. Dengan munculnya banyak event seperti konser ataupun festival akhir-akhir ini, masalah kerumunan kerap terjadi. Pelonggaran aturan Covid-19 membuat acara-acara muncul di tahun yang sama, tapi ada beberapa tragedi kejadian seperti di Kanjuruhan ataupun Tragedi Halloween Itaewon timbul Crowd Crush yang menyebabkan kematian. Akibatnya, konser boyband asal Korea Selatan NCT 127 di ICE BSD dihentikan dan dibubarkan, imbas sejumlah penonton pingsan, demi keselamatan para penonton yang ramai. Yuk kita bahas di bawah ini!
Umumnya, Crowd Crush dapat terjadi, ketika terlalu banyak orang mendorong ke dalam area yang sempit, baik saat masuk atau mencoba keluar. Sehingga, orang-orang dapat terjepit sedemikian rupa sehingga mereka tidak dapat lagi bernapas dengan paru-paru mereka, dan berisiko mengalami sesak napas akibat tekanan.
Seringkali mereka yang meninggal dalam keramaian adalah orang-orang yang terdorong ke dinding. Tidak peduli seberapa tenang kerumunan di area yang sempit itu, mereka hanya bisa melalui jalan keluar dengan kecepatan tertentu.
Dilansir dari the conversation, berikut ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menyelamatkan diri dari Crowd Crush :
Pertama adalah keluar dari lautan manusia secepat dan setenang mungkin. Coba cek sekeliling kamu, untuk mengetahuinya, coba tebak di mana pusat paling ramai berada dan kemudian bergerak ke arah di mana kerumunan yang lebih sedikit. Lantas, periksa sekitarmu, jangan sampai kamu terpojokkan dengan dinding atau pagar, apabila terpojokkan, coba untuk melihat pijakan untuk memanjat dinding atau pagar.
Selanjutnya, jika kerumunan sudah mulai ramai di sekitar kamu, ruang yang tersedia akan berkurang dan kebebasan bergerak kamu secara bertahap juga berkurang. Semakin lama Anda menunggu, semakin sulit untuk melarikan diri. Mengingat hal ini, jangan ragu untuk meninggalkan area yang sangat padat segera setelah kamu mulai merasa tidak nyaman, dan selama masih memiliki cukup ruang untuk bergerak.
Sedangkan, jika sudah terlambat untuk melarikan diri, hal terpenting yang harus dilakukan adalah menjaga keseimbangan dan tetap tegak. Dalam keramaian, orang-orang ditekan begitu erat sehingga jika seseorang jatuh, mereka menciptakan efek domino, yang dimana menjatuhkan orang-orang di sekitar mereka. Jika kamu jatuh, beban tubuh orang lain akan menjepit kamu ke tanah sebelum kamu memiliki kesempatan untuk berdiri kembali.
Tentu saja, oksigen adalah sumber daya yang paling berharga. Sebagian besar kematian akibat terinjak-injak disebabkan oleh sesak napas. Hindari berteriak kecuali kamu terpaksa, dan coba kendalikan pernapasan.
Apabila sudah mulai semit dan kamu susah untuk pergi, taruh lengan kamu di depan dada seperti petinju. Dalam posisi itu, kamu dapat melindungi tulang rusuk dan menjaga jarak beberapa sentimeter di sekitar tulang rusuk dan paru-paru sehingga kamu dapat bernapas.
Saat didorong, refleks alami kita bisa menahan tekanan dan mendorong kembali. Namun, dalam keramaian, menahan arus akan membuang-buang energi yang berharga. Sebaliknya, biarkan diri kamu terbawa arus keramaian sambil selalu menjaga keseimbangan.
Harus diingat, menjauhlah dari pagar atau tembok, karena badan kamu dapat remuk apabila berada di daerah tersebut. Segera, apabila kamu berada di dekat pagar dan tembok, cari pijakan atau coba untuk melompati pagar atau tembok tersebut.
Untuk membuat keputusan yang baik, kamu harus mampu mengevaluasi situasi. Berikut adalah beberapa aturan praktis untuk memperkirakan kepadatan kerumunan:
Dalam situasi seperti ini, pergerakan massa bisa lebih berbahaya daripada ancaman apa pun.. Luangkan waktu sejenak untuk mengevaluasi situasi dan dengan tenang pindah ke tempat yang aman, sambil tetap sejauh mungkin dari keramaian.
Situasi berbahaya bagi kamu sama berbahayanya dengan orang-orang di sekitar Anda. Rasa altruisme (sikap mengutamakan kepentingan orang lain) dan bantuan juga merupakan kunci untuk menghindari tragedi. Bersikap baik kepada orang lain, tawarkan bantuan jika kamu bisa, hindari membuat orang-orang di sekitar tersandung dan perhatikan anggota kelompok yang paling lemah. Ini akan menguntungkan semua orang, termasuk kamu sendiri.
Faktanya, banyak orang yang meninggal dalam crowd crush karena terinjak-injak. Sementara, beberapa orang tidak dapat untuk bernapas dan kehilangan kesadaran saat mereka masih berdiri, yang lain pingsan dan jatuh ke tanah. Penyebab umum kematian dalam bencana kerumunan adalah compression asphyxia, yang berarti terlalu sesak sehingga paru-paru tidak dapat mengembang di dalam dada.
Nah, itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menyelamatkan diri saat berada di keramaian. Hal ini tidak mudah dilakukan karena dalam keadaan seperti ini bisa saja terjadi kepanikan. Namun, lakukan semua hal di atas sebaik mungkin untuk keluar dari momen berbahaya ini.
Apabila kamu masih merasa sesak napas, walaupun sudah di rumah, istirahat yang cukup, dan hubungi atau konsultasi ke dokter perihal masalah penyakit kamu.
Bagi peserta Asuransi Reliance. Kamu dapat menggunakan Aplikasi ReliDoc untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhanmu. Nikmati fasilitas telemedicine “Chat Dokter” 24/7 secara gratis di aplikasi ReliDoc. Yuk langsung download aplikasi ReliDoc, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.
ReliDoc One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.
The Washington Post. Akses pada 2022. How to survive a crowd crush and why they can become deadly.
The Guardian. Akses pada 2022. Crowd crushes: how disasters like Itaewon happen, how can they be prevented, and the ‘stampede’ myth
The Conversation. Akses pada 2022. Ten tips for surviving a crowd crush
Ditinjau oleh: dr. Teddy Harliyanto
Bagikan Artikel Ini