ReliDoc – Jakarta. Penyakit Tuberkulosis (TBC) tengah menjadi sorotan belakangan ini. Pasalnya, TBC masih menjadi salah satu penyakit yang paling banyak menyerang masyarakat Indonesia. Menurut GoodStats, Kementerian Kesehatan telah mendeteksi adanya 1 juta kasus TBC dengan 45 ribu kasus pengobatan pada paruh pertama 2025. Besaran angka kasus yang terus meningkat dari tahun ke tahun, membuat Indonesia juga sebagai penyumbang kasus TBC terbesar kedua di dunia setelah India. Oleh karena itu, pemerintah kini mulai berupaya serius untuk menanggulangi TBC. Yuk simak 5 mitos dan fakta seputar TBC yang perlu kita ketahui.
Sebagian besar orang tentu tahu bahwa TBC merupakan penyakit menular yang timbul oleh bakteri. Sayangnya, hal ini kemudian menimbulkan salah persepsi dan mitos yang beredar luas dalam masyarakat nih Reli Friends.
Nah, agar kita bisa lebih bijak dalam menyikapi dan melakukan pencegahan dengan tepat, yuk simak ulasan lengkap terkait mitos dan fakta seputar TBC ini.
Mitos pertama yang paling banyak tersebar dan masyarakat percayai yakni TBC tidak bisa sembuh.
Faktanya, TBC bisa sembuh total lho Reli Friends. Asalkan pasien bersedia mengikuti pengobatan sesuai anjuran dokter. Adapun rentang waktu pengobatan bisa bervariasi tergantung kondisi pasien, namun pasien TBC biasanya ahli anjurkan untuk menjalani pengobatan rutin selama 6 bulan.
Selanjutnya, TBC memang menular melalui udara Reli Friends. Penularan ini bisa terjadi jika seseorang berada dekat pasien TBC yang tengah bersin, batuk ataupun berbicara. Pasalnya, pasien TBC berpotensi mengeluarkan cairan droplet yang mengandung Mycobacterium tuberculosis saat melakukan interaksi tersebut.
Nah, hal ini sekaligus meluruskan mitos terkait penularan lewat sentuhan, makanan, atau alat makan adalah salah kaprah.
Adapun mitos lain yang juga banyak masyarakat percayai yakni TBC hanya pada orang dewasa saja yang mengalaminya.
Faktanya, TBC bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia, termasuk bayi dan anak-anak. Bahkan anak-anak lebih berisiko terkena TBC berat, jika mereka belum mendapat imunisasi BCG atau tinggal bersama penderita TBC aktif.
Setelah terdiagnosis TBC, pasien biasanya akan ahli anjurkan untuk melakukan pengobatan secara rutin.
Nah, jika pasien berhenti di tengah pengobatan atau tak menyelesaikan pengobatan sampai tuntas, hal ini dapat memicu resistan obat. Pengobatan untuk pasien ini tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama serta intensif untuk sembuh secara total.
Terakhir, persepsi tentang seseorang aman dari ancaman TBC karena sudah vaksin BCG (Bacillus Calmette–Guérin) adalah mitos ya Reli Friends.
Faktanya, anjuran pemberian vaksin BCG pada bayi adalah upaya untuk mencegah potensi TBC berat semasa bayi. Namun, vaksin ini tidak memberikan kekebalan total dari bakteri TBC, terutama untuk TBC paru pada orang dewasa.
Mengetahui mitos dan fakta seputar TBC menjadi langkah penting dalam menghapus stigma dan meningkatkan kesadaran akan pengobatan TBC pada masyarakat. Bagaimanapun, TBC merupakan penyakit infeksi bakteri yang perlu penanganan dengan serius agar pasien dapat sembuh sepenuhnya.
Di sisi lain, pemerintah saat ini tengah ikut berperan dalam pengembangan vaksin TBC generasi baru lho Reli Friends. Vaksin baru ini ahli harapkan bisa memberikan perlindungan tambahan bagi remaja dan dewasa, serta menekan kasus penularan TBC di Indonesia pada masa mendatang.
Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliCare untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine “ReliDoc” 24/7 secara gratis di aplikasi ReliCare. Yuk langsung download aplikasi ReliCare, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.
ReliCare One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.
World Health Organization (WHO). Akses pada 2025. 10 facts on tuberculosis
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Akses pada 2025. Learn the Facts About Tuberculosis Fact Sheet
International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (The Union). Akses pada 2025. Myths, misconceptions, and half-truths about TB
International Journal of Medical Science and Current Research (IJMSCR). Akses pada 2025. Myths and Misconception about Tuberculosis: A Qualitative Study
Ditinjau oleh: dr. Teddy H
Bagikan Artikel Ini