ReliDoc – Jakarta. Kamu sudah melakukan sarapan atau berbuka puasa ataupun sahur? Tapi tiba-tiba terasa mual? Nah, di artikel ini kita akan membahas penyebab mual setelah makan itu apa saja sih, dan agar kamu tahu tentang apa yang perlu dihindari apabila mual setelah makan. Yuk simak di bawah ini!
Faktanya, mual dan muntah setelah makan sebagian besar tidak berbahaya. Penyebab mual setelah makan yang umum termasuk keracunan makanan, refluks asam, stres, dan kehamilan. Namun, mual setelah makan juga bisa menjadi tanda bahaya jika mual dengan gejala lain, seperti sakit kepala parah, nyeri dada, atau demam tinggi.
Berikut 10 penyebab mual setelah makan :
Memang, alergi makanan tertentu dapat menyebabkan mual setelah kamu mengonsumsi makanan. Ketika Anda makan-makanan yang memicu alergi Anda, sistem kekebalan Anda melepaskan histamin dan bahan kimia lainnya. Bahan kimia ini menyebabkan gejala alergi seperti gatal, pembengkakan pada mulut dan bibir, serta mual.
Alergi makanan tidak mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, tetapi dapat menyebabkan mual beberapa jam setelah makan. Penyebab umum alergi makanan adalah:
Alergi makanan terjadi ketika tubuh salah mengidentifikasi protein dalam makanan tertentu sebagai ancaman dan memicu respons sistem kekebalan.
Hal yang terpenting, keracunan makanan timbul karena makanan-makanan yang terkontaminasi bakteri atau zat beracun, menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Keracunan makanan terjadi ketika makanan sudah basi dan dapat menyebabkan reaksi fisik.
Hal ini dapat terjadi ketika makanan (seperti daging atau produk susu) ditinggalkan terlalu lama atau ketika makanan salah ditangani atau terkontaminasi oleh orang yang menyiapkannya. Keracunan makanan terjadi secara tiba-tiba. Kondisi ini dapat menyebabkan mual, yang biasanya terjadi 2 hingga 8 jam setelah dikonsumsi. Gejala lain seperti diare, sakit perut, gas, muntah, dan kelemahan juga dapat terjadi.
Jika Anda selalu merasa mual setelah makan, bisa jadi karena iritasi akibat tukak lambung.
Tukak lambung adalah peradangan pada lapisan lambung yang menyebabkan rasa sakit, yang terkadang, gangguan pencernaan ini juga bisa terjadi di kerongkongan di sebelah usus kecil atau lambung.
Gejala umum lainnya dari tukak lambung termasuk mual dan kembung setelah makan, sensasi terbakar di perut, dan sakit perut. Keluhan ini sering dianggap sebagai penyakit maag. Peradangan dapat menyebabkan kontraksi perut, yang seiring waktu dapat menyebabkan mual.
Perutmu hanya bisa menampung beberapa porsi makanan saja. Setelah perut kamu penuh dan makanan masih ada di perut dan kamu terus makan, pasti kamu akan merasa mual.
Makan berlebihan bisa terjadi saat kamu merasa “makan sambil bosan” atau ngemil dengan jumlah yang banyak. Daripada makan saat lapar, kamu cenderung meraih camilan dan hal-hal lain karena kebiasaan, karena bosan, atau saat melakukan banyak tugas.
Anda dapat menghindari ini dengan mencoba untuk tetap pada rutinitas, kebiasaan hidup sehat, dan menyisihkan waktu untuk makan secara teratur bila memungkinkan.
Jika kamu memiliki sindrom iritasi usus besar atau Irritable Bowel Syndrome (IBS), kamu mungkin mengalami kesulitan memindahkan tinja melalui usus kamu. Mungkin bergerak terlalu cepat atau lambat meskipun usus besar kamu secara struktural normal.
Namun, bila sindrom iritasi usus kamu semakin parah dan kamu memiliki kotoran yang menumpuk di usus besar, mual bisa menjadi lebih buruk karena ketika kotoran tidak turun maka akan naik kembali.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah Anda menderita IBS adalah dengan mendiagnosis pada diri sendiri apa yang menyebabkan rasa sakit Anda. Andai telah mencapai dada atau tenggorokan, Anda mungkin mengalami refluks asam. Tetapi jika sakit di bagian perut, mungkin memiliki masalah dengan usus kamu.
Rasa perih di dada atau heartburn dapat terjadi setelah makan, terutama sehabis makan-makanan pedas, berminyak, atau berat. Heartburn di dada bagian atas dan tenggorokan juga bisa menyebabkan mual.
Sensasi heartburn ini timbul karena sejumlah besar asam lambung yang menumpuk dan menetap di esofagus (tenggorokan). Penyakit GERD adalah suatu kondisi di mana kerongkongan rusak karena terlalu banyak terpapar asam lambung, mengakibatkan peradangan kronis.
Beberapa obat, seperti obat saraf, obat kejang, obat diabetes, dan obat yang bersifat mood-altering, dapat mempengaruhi nafsu makan dan akhirnya menyebabkan mual. Obat umum lainnya yang menyebabkan mual adalah: Narkotika berbasis opioid dan pereda nyeri lainnya.
Kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol juga dapat menyebabkan masalah perut dan sering menyebabkan mual. Selain mual, kebiasaan buruk ini juga dapat menyebabkan gejala seperti sakit perut, mulas, muntah dan kehilangan nafsu makan.
Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan mual setiap saat, mual terasa lebih sering terjadi pada pagi hari dan disebut juga dengan morning sickness.
Perasaan mual ini bisa terjadi sebelum atau sesudah makan. Mual biasanya dimulai pada bulan kedua kehamilan. Mual selama kehamilan tidak berbahaya bagi janin dan ibu, karena akan hilang pada bulan keempat kehamilan.
Misalnya, hormon kehamilan dapat melonggarkan hubungan antara kerongkongan dan lambung, meningkatkan refluks asam dan menyebabkan sakit perut. Ini juga mempertajam indera penciuman, yang memperburuk mual pada wanita hamil.
Tubuh Anda dapat bereaksi secara fisik terhadap masalah stres dan cemas. Alasan Anda mengalami gejala fisik seperti mual adalah karena respons “lawan atau lari” otak muncul, melepaskan banyak senyawa ke dalam aliran darah yang memaksa tubuh untuk merespons.
Senyawa ini masuk ke saluran pencernaan dan mengganggu bakteri di usus atau mikrobiota usus, sehingga mikrobiota usus tidak seimbang dan menyebabkan mual setelah makan.
Berikut adalah beberapa solusi untuk mencegah mual setelah makan:
Ada banyak sekali terjadinya mual, dan banyak cara mencegahnya, mulai dari mengubah pola makan. Namun, apabila semua cara yang Anda lakukan tidak berhasil, jangan tunda untuk berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui solusinya.
Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliCare untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine “ReliDoc” 24/7 secara gratis di aplikasi ReliCare. Yuk langsung download aplikasi ReliCare, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.
ReliCare One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.
Cleveland Clinic. Akses pada 2024. 12 Reasons Why You Have Nausea After Eating
Mayo Clinic. Akses pada 2024. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Mayo Clinic. Akses pada 2024. Viral Gastroenteritis (Stomach Flu).
MedicalNewsToday. Akses pada 2024. What to know about nausea after eating
Healthline. Akses pada 2024. Acid Reflux and Nausea.
Selner, M. Healthline. Akses pada 2024. Food Poisoning.
Healthline. Akses pada 2024. What Causes Nausea After Eating?
Ditinjau oleh: dr. Teddy H
Bagikan Artikel Ini