ReliDoc – Jakarta. Siapa yang tidak mengenal istilah ‘kaum rebahan’? Pandemi Covid-19 selama dua tahun membuat kita tidak asing dengan istilah tersebut. Apa dampaknya bagi kesehatan kita? Yuk simak artikel dampak sedentary lifestyle bagi kesehatan berikut ini.
Faktamya, di dalam dunia medis, kaum rebahan memiliki gaya hidup yang disebut dengan ‘sedentary lifestyle’. Bahkan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mendefinisikan gaya hidup sedentary sebagai gaya hidup yang merujuk pada segala jenis aktivitas fisik yang minim atau jarang dengan ciri menghasilkan kalori yang sangat sedikit. Beberapa contoh kegiatan tersebut adalah berbaring, duduk, membaca, menonton televisi, dan bekerja di depan komputer.
Adapun klasifikasi sedentary lifestyle terbagi menjadi tiga berdasarkan durasi waktu, yakni :
Berikut dampak dari gaya hidup yang sedentari terhadap tubuh bisa sangat merugikan, termasuk:
Tentu saja, kegiatan fisik yang minim dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam pembuluh darah, meningkatkan risiko pembentukan plak arteri dan penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner dan stroke.
Sedentary lifestyle dapat mengurangi jumlah kalori yang terbakar, menyebabkan kenaikan berat badan dan potensi obesitas. Ringkasnya, obesitas berkaitan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit sendi.
Aktivitas fisik membantu mengatur metabolisme tubuh. Ketika Anda jarang bergerak, metabolisme lambat dapat berdampak negatif pada pengelolaan berat badan dan kadar gula darah.
Kurangnya aktivitas fisik dapat memperlambat pencernaan dan menyebabkan masalah seperti sembelit.
Kurangnya gerakan dapat menyebabkan penurunan massa otot dan kekuatan, yang dapat mengganggu keseimbangan tubuh dan meningkatkan risiko cedera.
Sedentary Lifestyle dapat berkontribusi pada resistensi insulin, yang dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara gaya hidup yang sedentari dan peningkatan risiko berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, kanker usus, dan kanker paru-paru.
Aktivitas fisik memiliki dampak positif pada kesehatan mental. Gaya hidup yang sedentari dapat berkontribusi pada peningkatan risiko stres, gangguan cemas, dan depresi.
Duduk dalam posisi yang tidak tepat selama waktu yang lama dapat menyebabkan masalah postur, nyeri punggung, dan masalah tulang seperti skoliosis atau bahkan meingkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
Tentu saja, mengatasi sedentary lifestyle memerlukan komitmen untuk mengubah kebiasaan sehari-hari Anda. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengatasi sedentary lifestyle :
Mulailah dengan menetapkan tujuan yang realistis untuk meningkatkan aktivitas fisik Anda. Tujuan ini bisa berkisar dari berjalan setiap hari selama 30 menit hingga berpartisipasi dalam olahraga atau kegiatan fisik tertentu.
Selanjutnya, jadwalkan waktu untuk berolahraga secara teratur. Setidaknya, pilih aktivitas yang Anda nikmati, seperti berjalan, berlari, bersepeda, berenang, atau yoga. Mulailah dengan sesi yang singkat dan perlahan-lahan tingkatkan durasi dan intensitasnya.
Poin penting lainnya, coba masukkan lebih banyak gerakan ke dalam rutinitas harian Anda. Misalnya, berjalan kaki atau bersepeda saat pergi ke tempat kerja, menggunakan tangga daripada eskalator atau lift, atau berjalan-jalan sebentar setiap jam jika Anda banyak duduk di depan komputer.
Temukan cara-cara untuk meningkatkan aktivitas fisik dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya, berkebun, membersihkan rumah, atau bermain dengan hewan peliharaan Anda dapat membantu Anda tetap bergerak.
Lebih dari pada itu, gunakan perangkat pelacak aktivitas atau aplikasi ponsel untuk mengukur langkah-langkah Anda dan memotivasi Anda untuk tetap aktif. Pastinya, beberapa aplikasi bahkan memberikan peringatan untuk berdiri atau bergerak setiap jam.
Bergabung dengan kelompok olahraga atau kelas di pusat kebugaran dapat memberikan dukungan sosial dan meningkatkan motivasi Anda.
Selama istirahat kerja atau saat menonton TV, coba lakukan peregangan ringan, berdiri, atau berjalan-jalan singkat.
Di samping itu, sisihkan waktu khusus dalam jadwal harian Anda untuk beraktivitas fisik, seperti olahraga atau jalan-jalan. Perlakukan waktu ini seolah-olah itu adalah janji penting yang harus Anda penuhi.
Hal yang terpenting adalah menjaga konsistensi. Jadi, mulailah dengan langkah-langkah kecil dan bertahap tingkatkan intensitas dan durasinya seiring waktu.
Itu dia penjelasan mengenai dampak Sedentary Lifestyle bagi kesehatan. Pastinya, setiap perubahan kecil yang Anda buat menuju gaya hidup yang lebih aktif dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan Anda. Namun, jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan untuk membantu Anda tetap termotivasi dan berhasil mengatasi sedentary lifestyle. Jika Anda mengalami kurang enak badan akibat sedentary lifestyle, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter.
Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliDoc untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine “Chat Dokter” 24/7 secara gratis di aplikasi ReliDoc. Yuk langsung download aplikasi ReliDoc, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.
ReliDoc One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.
National Institutes of Health. Akses pada 2023. Sedentary Lifestyle: Overview of Updated Evidence
HealthPartners. Akses pada 2023. Health risks of a sedentary lifestyle and how to make changes.
Complete Therapies. Akses pada 2023. The Effects of a Sedentary Lifestyle on Your Health.
Ditinjau oleh: dr. Stevent
Bagikan Artikel Ini