ReliDoc – Jakarta. Kamu mempunyai peliharaan? Atau sekeliling kamu kebersihannya tidak terjaga? Hati-hati, dengan kutu yang membawa penyakit tifus dari hewan peliharaan maupun hewan pengerat ya. Mereka dapat membawa penyakit Demam Tifus atau Typhus loh. Ingin tahu lebih lanjut? Simak selengkapnya di bawah ini.
Pada umumnya, Demam Tifus atau Typhus adalah nama penyakit yang disebabkan oleh bakteri Rickettsia dan Orientia. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan kutu yang terinfeksi. Demam tifus dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan ruam merah pada kulit.
Kebersihan yang sebagian besar sudah meningkat di zaman sekarang secara tidak langsung telah membantu menghentikan atau mengurangi penyebaran penyakit tifus ini. Vaksinasi juga sudah ada walaupun belum tersedia luas secara komersial. Umumnya tifus tetap dapat terjadi di daerah dengan kebersihan lingkungan yang kurang baik dan juga dapat tertular melalui hewan yang terinfeksi.
Faktanya, demam tifus berbeda dengan demam tipes atau typhoid. Demam tifus adalah penyakit yang timbul karena infeksi Rickettsia dan Orientia. Demam tifoid, di sisi lain, adalah penyakit yang timbul karena bakteri Salmonella typhi dan menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Penyakit tifus memiliki risiko tinggi penularan terhadap orang-orang yang tinggal di daerah padat penduduk dan kebersihannya kurang.
Ada tiga jenis utama demam tifus, masing-masing oleh bakteri yang berbeda, di antaranya yaitu:
Tifus yang ditularkan melalui kutu (murine), adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Rickettsia typhi. Tifus yang ditularkan melalui kutu ini dapat menyebar ke orang lain melalui kontak dengan kutu yang terinfeksi melalui vektor perantara. Kutu memulai proses infeksi ketika mereka menggigit hewan seperti tikus, kucing, atau oposum. Ketika hewan yang terinfeksi ini menggigit seseorang atau hewan lainnya, gigitannya akan merusak kulit dan menyebabkan luka.
Umumnya Kutu akan buang air besar saat mereka makan. Lalu kotoran kutu tersebut kemudian dapat juga masuk ke tubuh manusia melalui luka gigitan tadi yang akhirnya menyebabkan infeksi. Selain itu, penularan juga mungkin terjadi apabila Orang secara tidak sengaja menghirup kotoran kutu yang terinfeksi atau menggosokkan benda benda yang terdapat kotoran tersebut ke mata mereka. Bakteri ini umumnya tidak menyebar dari orang ke orang tapi harus melalui mekanisme adanya vektor perantara tadi. Tifus yang ditularkan melalui kutu terjadi di daerah dengan iklim tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Lebih lanjut, Epidemic typhus, juga disebut tifus yang ditularkan melalui kutu, adalah penyakit langka yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Rickettsia prowazekii. Tifus Epidemik menyebar ke orang-orang melalui kontak dengan kutu tubuh yang terinfeksi menggunakan perantara vektor seperti tipe infeksi tifus lainnya. Meskipun tifus epidemik bertanggung jawab atas jutaan kematian pada abad-abad sebelumnya, tifus jenis ini sekarang dianggap sebagai penyakit langka. Kadang-kadang, kasus terus terjadi, di daerah-daerah di mana kepadatan penduduk yang ekstrim sering terjadi dan kutu tubuh dapat berpindah dari satu orang ke orang lain.
Selain itu, Scrub typhus, juga dikenal sebagai tifus lulur, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Orientia tsutsugamushi. Tifus Lulur menyebar ke orang lain melalui gigitan chiggers yang terinfeksi (larva tungau). Gejala yang paling umum termasuk di antaranya demam, sakit kepala, nyeri tubuh, dan terkadang ruam. Sebagian besar kasus tifus jenis ini terjadi di daerah pedesaan Asia Tenggara seperti Indonesia, dan juga di wilayah Asia lainnya seperti Cina, Jepang, India, hingga Australia. Siapa pun yang tinggal di atau bepergian ke daerah di mana tifus lulur sering ditemukan dapat terinfeksi.
Dengan jenis tifus apa pun, Anda akan mulai merasa sakit sekitar 10 hari hingga 2 minggu setelah bakteri tifus masuk ke tubuh Anda. Anda mungkin akan memiliki beberapa gejala seperti:
Dengan Murine Typhus, Anda mungkin juga memiliki:
Dengan Epidemic Typhus, Anda bisa melihat gejala:
Gejala lain dari Scrub Typhus meliputi:
Tidak ada vaksin yang dapat melindungi Anda dari tifus. Tetapi Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya:
Jika gejala demam tifus memburuk, Jika Anda alergi terhadap doxycycline atau pengobatan awal tidak berhasil, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Bagi peserta Asuransi Reliance. Kamu dapat menggunakan Aplikasi ReliDoc untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhanmu. Nikmati fasilitas telemedicine “Chat Dokter” 24/7 secara gratis di aplikasi ReliDoc. Yuk langsung download aplikasi ReliDoc, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.
Hal-hal tersebut merupakan tips cara menangani batuk berdahak yang terjadi oleh kamu ya Reli Friends, apabila kamu masih batuk-batuk dan batuk kamu bersifat kronis dan tidak sembuh-sembuh. Kami sarankan untuk melakukan konsultasi ke dokter ya Reli Friends.
Bagi peserta Asuransi Reliance Indonesia yang membutuhkan konsultasi dengan Dokter, kalian dapat menikmati fasilitas telemedicine “Chat Dokter” 24/7 secara gratis loh di ReliDoc. Yuk download Aplikasi ReliDoc kini tersedia di Google Play dan juga App Store.
ReliDoc One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.
CDC. Akses pada 2022. Scrub Typhus
CDC. Akses pada 2022. Murine Typhus
CDC. Akses pada 2022. Epidemic Typhus
CDC. Akses pada 2022. Typhus Fever
MedlinePlus. Akses pada 2022. Typhus
WebMD. Akses pada 2022. Typhus
Ditinjau oleh: dr. Christian Hendra Raharja
Bagikan Artikel Ini