Dermatitis Atopik

Dermatitis Atopik

ReliDoc – Jakarta. Dermatitis Atopik atau yang sering disebut Eksim merupakan kondisi kulit gatal dan ruam merah. Tahukah kamu penyebabnya dan bagaimana pencegahannya? Yuk, baca selengkapnya di bawah ini! 

Apa itu Dermatitis Atopik?

Umumnya, Dermatitis Atopik adalah kondisi kulit yang seringkali disebut sebagai eksim. Kondisi ini ditandai dengan peradangan kulit, gatal, dan ruam kemerahan. Terutama pada anak-anak, dan bisa sangat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih detail tentang penyebab, gejala, dan pengobatan Dermatitis Atopik.

Penyebab Dermatitis Atopik

Walaupun penyebab pasti dari Dermatitis Atopik masih belum diketahui dengan pasti. Namun, para ahli percaya bahwa faktor-faktor genetik dan lingkungan memainkan peran penting dalam munculnya kondisi ini. Berikut beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena Dermatitis Atopik termasuk:

  • Riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang menderita Dermatitis Atopik, maka kemungkinan Anda juga terkena kondisi ini lebih tinggi.
  • Alergi: Seseorang yang memiliki riwayat alergi, seperti asma atau rinitis alergi, juga memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami Dermatitis Atopik.
  • Lingkungan: Beberapa faktor lingkungan seperti suhu dingin atau panas yang ekstrem, kelembaban yang tinggi, paparan bahan kimia atau deterjen, dan stres dapat memicu atau memperburuk Dermatitis Atopik.

Faktor Dermatitis Atopik

Berikut ada banyak faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena dermatitis atopik, yaitu:

  • Riwayat pribadi atau keluarga eksim, alergi, demam atau asma.
  • Perempuan lebih berisiko terkena dermatitis atopik

Pada saat yang sama, di antara faktor-faktor yang meningkatkan risiko anak-anak adalah:

  • Tinggal di daerah perkotaan.
  • Sering di taman kanak-kanak.
  • Memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Gejala Dermatitis Atopik

Pendek kata, gejala Dermatitis Atopik dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Berikut beberapa gejala yang umum terjadi pada penderita penyakit ini adalah:

  • Kulit kering dan gatal
  • Ruam merah, bengkak, dan berair
  • Kulit kasar dan tebal
  • Bekas luka atau kerak pada kulit yang telah digaruk
  • Kulit yang terlihat bersisik atau pecah-pecah

Gejala Dermatitis Atopik dapat muncul pada berbagai bagian tubuh, seperti wajah, leher, tangan, dan kaki. Pada anak-anak, kondisi ini seringkali terjadi pada area popok, pipi, atau bagian dalam siku dan lutut.

Pencegahan Dermatitis Atopik

Berikut cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi tersebut, yaitu :

  1. Terapkan rutinitas perawatan kulit yang aman, seperti menggunakan pelembab khusus kulit.
  2. Gunakan handuk lembut untuk mengeringkan setelah mandi atau berendam.
  3. Gunakan sabun lembut yang tidak mengandung bahan yang menyebabkan kulit kering secara berlebihan.
  4. Batasi waktu mandi atau berendam tidak lebih dari 10 menit dan jangan menggunakan air yang terlalu panas.
  5. Minum air putih minimal 8 gelas setiap hari untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi
  6. Kenakan pakaian yang longgar dan lembut, seperti katun.
  7. Menjaga suhu ruangan dan kamar tidur agar tidak terlalu dingin dan kering serta tidak terlalu panas dan lembab.
  8. Jangan makan makanan yang menyebabkan reaksi alergi.

Pengobatan Dermatitis Atopik

Hal terpenting, pengobatan Dermatitis Atopik bertujuan untuk mengurangi peradangan, menghilangkan gatal, dan memperbaiki kondisi kulit. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengobatinya:

1. Krim Kortikosteroid

Krim kortikosteroid adalah obat topikal yang penggunaannya untuk mengurangi peradangan dan gatal pada kulit. Umumnya krim ini aman kita gunakan selama jangka pendek, namun perlu kita hindari penggunaannya dalam jangka waktu yang lama karena dapat menyebabkan efek samping. Krim kortikosteroid terbagi menjadi beberapa kelas, tergantung pada kekuatannya, dan dokter akan menentukan kelas krim yang tepat untuk kondisi kulit pasien.

2. Krim atau Salep Non-Steroid

Selain itu, krim atau salep non-steroid, seperti krim calcineurin, dapat membantu mengurangi peradangan pada kulit tanpa efek samping yang serius. Selain itu, krim atau salep non-steroid juga dapat kita gunakan pada kulit wajah dan kulit yang lebih tipis yang mungkin lebih rentan terhadap efek samping dari krim kortikosteroid.

3. Antihistamin

Obat antihistamin dapat membantu mengurangi gatal pada kulit. Antihistamin juga dapat membantu mengurangi reaksi alergi pada kulit, yang dapat memperburuk penyakit ini.

4. Emolien

Emolien adalah krim atau lotion yang membantu menjaga kelembapan kulit. Penggunaan emolien secara rutin dapat membantu mencegah kulit menjadi kering dan mengurangi gatal pada kulit. Emolien juga dapat membantu mengurangi risiko peradangan dan infeksi pada kulit.

5. Fototerapi

Fototerapi adalah prosedur medis yang menggunakan sinar ultraviolet untuk mengobati Dermatitis Atopik. Prosedur ini dilakukan di bawah pengawasan dokter dan dapat membantu mengurangi peradangan pada kulit dan menghilangkan gatal.

6. Obat Imunosupresi

Obat imunosupresif dapat digunakan dalam kondisi Dermatitis Atopik yang parah atau yang tidak merespon pada pengobatan lainnya. Fungsi obat ini membantu menekan sistem kekebalan tubuh yang menghasilkan peradangan pada kulit. Namun, penggunaan obat ini harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat meningkatkan risiko infeksi dan kanker kulit.

Tentu saja, pilihan pengobatan tergantung pada kondisi kulit pasien dan keparahan Dermatitis Atopik. Pengobatan yang tepat dapat menyembuhkan kondisi kulit pasien.

Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliCare untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine ReliDoc 24/7 secara gratis di aplikasi ReliCare. Yuk langsung download aplikasi ReliCare, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.

ReliCare One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.

Sumber Artikel Dermatitis Atopik

National Health Service UK. Akses pada 2024. Health A to Z. Atopic Eczema.
Mayo Clinic. Akses pada 2024. Atopic Dermatitis (Eczema).
Healthline. Akses pada 2024. Overview of Atopic Dermatitis.
WebMD. Akses pada 2024. Atopic Dermatitis.

Ditinjau oleh: dr. Teddy H

Bagikan Artikel Ini

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on linkedin
LinkedIn