Dermatitis Kontak

Dermatitis Kontak

ReliDoc – Jakarta. Kulit terasa gatal atau merah ruam setelah melakukan kegiatan yang berurusan dengan bahan kimia? Kemungkinan kamu terkena dermatitis kontak yang membuat kondisi kulit menjadi merah seperti iritasi, yuk simak selengkapnya penjelasan dermatitis kontak di bawah ini!

Apa itu Dermatitis Kontak?

Dermatitis kontak adalah suatu kondisi kulit yang terjadi ketika kulit terpapar dengan bahan atau zat yang dapat menyebabkan reaksi iritasi atau alergi pada kulit. Kondisi kulit ini dapat terjadi pada siapa saja dan sering terjadi pada pekerja yang terpapar dengan bahan kimia atau alergen di tempat kerja.

Penyebab Dermatitis Kontak

Reaksi kulit yang terjadi ketika terpapar suatu zat tertentu yang membuat reaksi alergi iritasi ringan dan beberapa orang lain masih bisa mentolerir paparan zat tersebut.

Berikut ini adalah beberapa penyebab dermatitis kontak:

  • Bahan kimia seperti deterjen, sabun, kosmetik, obat-obatan, dan pewarna rambut.
  • Bahan organik seperti tanaman beracun, getah tanaman, dan serbuk kayu.
  • Paparan lingkungan seperti polusi udara dan polutan lainnya.

Tentu saja, seseorang dapat menjadi peka setelah satu kali terpapar alergen yang kuat seperti poison ivy (tanaman beracun). Alergen yang lebih lemah mungkin memerlukan paparan berulang selama beberapa tahun untuk memicu alergi. Jika kamu alergi terhadap suatu zat, bahkan sejumlah kecil zat tersebut dapat menyebabkan reaksi diantaranya merupakan:

  • Logam seperti nikel, kobalt, dan kromium.
  • Lateks yang digunakan pada sarung tangan, kondom, alat kesehatan, dan alat pelindung diri.
  • Reaksi alergi terhadap makanan atau bahan tertentu.

Gejala Dermatitis Kontak

Berikut ini adalah beberapa gejala dermatitis kontak:

  • Ruam merah di kulit.
  • Kulit gatal dan iritasi.
  • Kulit kering dan bersisik.
  • Terbentuk lepuh kecil atau gelembung pada kulit.
  • Kulit pecah-pecah dan terasa sakit.
  • Kulit kasar dan terlihat bersisik atau mengelupas.
  • Pembengkakan atau kemerahan pada kulit di sekitar area terpapar.
  • Nyeri atau ketidaknyamanan pada kulit.
  • Pada kasus yang lebih parah, kulit mungkin menjadi melepuh atau membentuk koreng dan kadang-kadang dapat terjadi infeksi sekunder.

Setidaknya, gejala dermatitis kontak dapat terjadi pada area kulit tertentu atau dapat menyebar ke seluruh tubuh tergantung pada luasnya paparan dan sensitivitas individu terhadap bahan penyebab.

Diagnosis Dermatitis Kontak

Dokter mendiagnosis dermatitis kontak dengan melakukan interaksi secara medis, pemeriksaan fisik, dan tes lainnya, seperti:

  • Tes Alergi Kulit. Tes alergi melalui kulit dapat dilakukan dengan tes tusuk kulit atau tes tempel. Uji tempel dilakukan dengan menempelkan selembar kertas yang berisi beberapa alergen untuk mengetahui penyebab dermatitis kontak alergi. Setelah dua hari, kertas dikeluarkan dan reaksi kulit diperiksa.
  • Tes ROAT atau Tes Iritasi. Selama penelitian ini, pasien diminta untuk mengoleskan zat tertentu pada area kulit yang sama dua kali sehari selama 5-10 hari untuk melihat bagaimana reaksi kulit.

Pencegahan Dermatitis Kontak

Berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah dermatitis kontak:

  1. Menghindari paparan dengan bahan penyebab: Langkah pencegahan utama adalah menghindari paparan dengan bahan yang dapat menyebabkan dermatitis kontak. Jika seseorang mengetahui bahan penyebab, maka sebaiknya menghindari penggunaannya atau melakukan langkah-langkah pencegahan seperti mengenakan pakaian pelindung atau sarung tangan.
  2. Memakai pakaian pelindung: Jika seseorang harus bekerja dengan bahan kimia atau alergen, maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan seperti memakai sarung tangan, pakaian pelindung, dan masker. Hal ini akan membantu melindungi kulit dari paparan bahan penyebab.
  3. Menggunakan produk perawatan kulit yang tepat: Penggunaan produk perawatan kulit yang sesuai dengan jenis kulit dapat membantu mencegah terjadinya dermatitis kontak. Pastikan untuk menggunakan produk yang lembut dan bebas dari bahan kimia yang dapat memicu reaksi kulit.
  4. Menghindari paparan sinar matahari: Sinar ultraviolet dari sinar matahari dapat memicu reaksi kulit pada beberapa orang. Oleh karena itu, sebaiknya hindari paparan sinar matahari langsung pada kulit atau gunakan krim tabir surya dengan faktor perlindungan yang cukup.
  5. Makan makanan sehat: Beberapa studi menunjukkan bahwa makanan tertentu dapat membantu mencegah atau mengurangi gejala dermatitis kontak. Makan makanan yang sehat dan seimbang seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein nabati atau hewani dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mencegah reaksi alergi.
  6. Mengelola stres: Stres dapat memicu atau memperburuk reaksi kulit pada beberapa orang. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan cara yang sehat seperti meditasi, yoga, atau aktivitas fisik.

Pengobatan Dermatitis Kontak

Sebagian besar infeksi dermatitis kontak hilang dengan sendirinya begitu kulit tidak lagi bersentuhan dengan agen penyebab. Namun, beberapa pengobatan dapat digunakan untuk meredakan gejala yang muncul, yaitu:

1. Pengobatan di Rumah

Sebagai langkah awal penanganan dermatitis kontak, penderita dapat melakukan perawatan mandiri di rumah, seperti:

  • Kompres dingin pada area yang terkena dermatitis kontak
  • Jangan menggaruk area yang terkena
  • Perhatikan kebersihan tangan dengan mencuci tangan agar tidak menginfeksi kulit yang terkontaminasi dermatitis kontak
  • Gunakan pelembap kulit untuk mencegah kulit mengering dan lebih cepat sembuh

2. Obat-obatan

Jika tindakan di atas tidak membuahkan hasil, dokter dapat meresepkan obat dalam bentuk berikut:

  • Krim atau salep kortikosteroid, misalnya hidrokortison, dioleskan ke kulit dua kali sehari
  • Tablet kortikosteroid untuk dermatitis kontak dengan area kulit yang luas

Kedua jenis obat di atas sebaiknya digunakan sesuai petunjuk dokter. Penggunaan yang berlebihan justru dapat menurunkan efektivitas obat bahkan menimbulkan efek samping yang dapat memperburuk kondisi kulit.

3. Terapi

Jika pemberian obat-obatan di atas tidak juga meredakan gejala, dokter dapat mengobatinya dengan cara terapi sebagai berikut:

  • Perawatan imunosupresif yang mengurangi peradangan dengan menghambat sistem kekebalan tubuh
  • Fototerapi yang mengembalikan tampilan asli kulit pada area kulit yang terkena dermatitis kontak
  • Obat topikal Alitretinoin untuk membantu regenerasi kulit baru dan mengurangi peradangan, terutama pada dermatitis kontak di tangan.

Nah itu dia, dengan melakukan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan di atas, seseorang dapat membantu mencegah terjadinya dermatitis kontak dan menjaga kesehatan kulitnya.

Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliDoc untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine Chat Dokter 24/7 secara gratis di aplikasi ReliDoc. Yuk langsung download aplikasi ReliDoc, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.

ReliDoc One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.

Sumber Artikel Dermatitis Kontak

Healthline. Akses pada 2023. What is Contact Dermatitis?
Healthline. Akses pada 2023. Contact Dermatitis Complications.
Medscape. Akses pada 2023. Allergic Contact Dermatitis.
MSD Manual. Akses pada 2023. Contact Dermatitis.
Web MD. Akses pada 2023. Contact Dermatitis: Facts About Skin Rashes.

Ditinjau oleh: dr. Teddy H

Bagikan Artikel Ini

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on linkedin
LinkedIn