ReliDoc – Jakarta. Pernahkah kamu mendengar tentang gangguan mental OCD Obsessive Compulsive Disorder? ini merupakan gangguan mental yang menyebabkan penderitanya melakukan hal berulang. Yuk, baca selengkapnya di sini!
Umumnya Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah sebuah gangguan mental yang ditandai dengan adanya obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah pikiran, dorongan, atau gambaran yang berulang dan terus-menerus dan tidak diinginkan, sedangkan kompulsi adalah perilaku berulang atau tindakan mental oleh individu karena merasa terdorong untuk melakukan hal tersebut sebagai bentuk menanggapi obsesi .
Dalam beberapa kasus OCD, perempuan lebih banyak terkena gangguan ini bila kita bandingkan dengan laki-laki ketika dewasa, namun laki-laki lebih sering terkena pada masa kanak-kanak. Selanjutnya, penderita OCD biasanya menyadari bahwa pikiran dan tindakannya berlebihan, tetapi mereka tak dapat melawannya. Bahkan, OCD bisa sangat mengganggu penderitanya sehingga menghambat berbagai aspek kehidupannya.
Faktanya, penyebab gangguan mental OCD belum dapat para ahli ketahui secara pasti. Namun beberapa faktor yang meningkatkan risiko OCD antara lain:
Faktor ini secara spesifik belum teridentifikasi, namun jika memiliki riwayat keluarga terkena OCD ada kemungkinan untuk menurun atau adanya gangguan pada neurotransmiter (senyawa kimia otak) seperti serotonin dan norepinefrin.
Faktor yang cenderung memiliki emosi negatif yang tinggi dan menginternalisasi masalah, serta adanya trauma masa kecil seperti mendapat perlakuan abusif, baik secara fisik atau seksual, terkena infeksi dan sesudah mengalami gejala autoimun akibat infeksi.
Orang yang rapi, teliti, metodis dengan standar pribadi yang tinggi lebih mungkin mengembangkan OCD.
Tentu saja, gejala OCD seperti memiliki pikiran, dorongan, atau bayangan yang sebenarnya tidak orang inginkan, yang menimbulkan rasa cemas atau penderitaan secara bermakna. Penderitanya akan berusaha untuk menekan atau mengabaikan pikiran, dorongan atau bayangan tersebut, atau bahkan “menetralkan” hal-hal tersebut dengan tindakan lain secara berulang-ulang (kompulsi), misalnya mencuci tangan, merapikan, memeriksa, berdoa, menghitung, mengulang kata-kata tertentu dengan pelan).
Lebih daripada itu, penderita OCD merasa perlu melakukan tindakan-tindakan tersebut untuk mencegah atau mengurangi rasa cemas, penderitaan, atau mencegah hal buruk yang akan terjadi. Tetapi perlu kita ingat, bahwa tindakan kompulsi yang mereka lakukan secara berlebihan bila dibandingkan cara-cara yang normal untuk mencegah atau menetralisir sesuatu.
Berikut beberapa gangguan lain yang juga terkait dengan OCD misalnya:
Tanda dari gangguan ini berupa preokupasi pada satu atau lebih dari penampilan fisik yang orang tersebut menganggapnya cacat padahal orang lain tidak melihat hal tersebut atau menganggapnya tidak bermakna. Selain itu, hal ini diikuti dengan perilaku berulang (misalnya, memeriksa cermin, perawatan berlebihan, atau mencari penenteraman) atau tindakan mental (misalnya, membandingkan penampilan dirinya dengan orang lain).
Hal ini merupakan gangguan dengan tanda berupa kesulitan membuang atau berpisah dengan barang kepunyaan, tanpa melihat nilai dari barang tersebut. Pastinya, hal ini berbeda dengan mengumpulkan barang pada umumnya.
Sedangkan, tanda dari hal ini adalah dengan mencabuti rambut sendiri secara berulang sehingga berakibat kerontokan rambut, disertai upaya berulang untuk mengurangi atau menghentikan pencabutan rambut tersebut.
Sementara, hal ini dengan tanda berupa pencubitan berulang pada kulit sendiri yang mengakibatkan luka pada kulit dan ada upaya berulang untuk mengurangi atau menghentikan pencubitan kulit.
Apabila telah terdiagnosis mengalami Obsessive Compulsive Disorder atau OCD, berikut langkah-langkah pengobatan yang dapat kita lakukan. Berikut 5 metode pengobatan Obsessive Compulsive Disorder atau OCD, yaitu:
Terapi perilaku kognitif adalah salah satu cara untuk mengobati OCD dengan membantu mengubah pola berpikir Anda. Dalam bentuk yang kita sebut pencegahan paparan dan respons, dokter akan menempatkan Anda dalam situasi yang rancangannya untuk menciptakan kecemasan atau memicu kompulsi.
Hal-hal sederhana seperti meditasi, yoga, dan pijat dapat membantu mengatasi gejala OCD yang bisa membuat Anda stres.
Obat psikiatri yang para ahli sebut Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) membantu banyak orang mengendalikan obsesi dan kompulsi. Lebih lanjut, cara pengobatan OCD ini mungkin membutuhkan waktu 2 hingga 4 bulan untuk mulai bekerja. Obat OCD yang umum meliputi:
Jika masih ada gejala, dokter mungkin akan memberikan obat antipsikotik, seperti aripiprazole (Abilify) atau risperidone (Risperdal).
Faktanya, dalam kasus yang jarang terjadi, neuromodulasi adalah alternatif cara untuk mengobati OCD dengan menggunakan perangkat yang mengubah aktivitas listrik pada area tertentu di otak Anda. Serta, dokter akan menawarkan neuromodulasi kepada Anda ketika terapi dan penggunaan obat tidak menunjukkan perkembangan positif. Satu jenis neuromodulasi adalah stimulasi magnetik transkranial. Cara ini menggunakan medan magnet untuk merangsang sel-sel saraf. Prosedur yang lebih rumit, stimulasi otak dalam, menggunakan elektroda yang ditanamkan pada kepala Anda.
Ringkasnya, stimulasi TMS atau Transcranial Magnetic Stimulation adalah perangkat non-invasif yang dipegang di atas kepala untuk menginduksi medan magnet. Ini adalah cara untuk mengobati OCD dengan menargetkan bagian otak tertentu yang mengatur gejalanya.
Itulah penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan langkah pengobatan Obsessive Compulsive Disorder atau OCD yang anda perlu anda pahami. Jadi, segera konsultasi ke dokter jika hal tersebut sudah mengganggu kamu.
Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliDoc untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine “Chat Dokter” 24/7 secara gratis di aplikasi ReliDoc. Yuk langsung download aplikasi ReliDoc, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.
ReliDoc One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.
Mayo Clinic. Akses pada 2023. Obsessive-compulsive disorder (OCD).
Cleveland Clinic. Akses pada 2023. Disease & Conditions Obsessive – Compulsive Disorder.
WebMD.com. Akses pada 2023. Abscess: Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
Ditinjau oleh: dr. Stevent
Bagikan Artikel Ini