Hindari Makanan dan Minuman Penyebab Obesitas

Hindari Makanan dan Minuman Penyebab Obesitas

ReliDoc – Jakarta. Hingga saat ini, obesitas memang telah menurunkan angka harapan hidup dan kualitas hidup masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, jumlah penderita obesitas juga semakin meningkat. Yuk hindari makanan dan minuman penyebab obesitas agar kita selalu sehat!

Makanan dan Minuman Penyebab Obesitas

Banyak faktor yang berperan dalam pengelolaan berat badan, termasuk pola makan Anda. Makanan atau minuman tertentu lebih mungkin berkontribusi terhadap penambahan berat badan dibandingkan makanan lain, termasuk makanan olahan yang tinggi kalori, lemak, tambahan gula, dan garam.

Meski demikian, makanan atau minuman ini tetap bisa kita masukkan ke dalam pola makan yang sehat. Pastikan untuk memantau ukuran porsi Anda dan menikmatinya secukupnya, terutama jika Anda mencoba menurunkan berat badan.  Berikut daftar 11 makanan dan minuman yang harus Anda hindari karena dapat menyebabkan penambahan berat badan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

1. Minuman Bersoda

Soda tinggi kalori dan tambahan gula, namun kekurangan nutrisi penting seperti vitamin, mineral, serat, dan antioksidan. Terlebih lagi, minum soda terlalu sering dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin minum soda manis lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan dari pada  mereka yang tidak. Selain itu, minum soda mungkin terkait dengan risiko lebih tinggi terhadap kondisi seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.

Meskipun sesekali Anda masih bisa menikmati segelas soda, cobalah membatasi asupan Anda hingga sekitar 12 ons (354 mL), dan jangan menjadikannya sebagai kebiasaan sehari-hari. Anda juga dapat memilih versi minuman favorit bebas gula untuk mengurangi asupan gula.

2. Minuman Kopi Manis

Kaya akan kafein dan berbagai antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan, kopi bisa menjadi minuman bergizi. Namun, jika manis dengan tambahan gula, kopi dan minuman berbahan dasar kopi seperti frappés, caffe latte, atau mocha beku bisa mengandung gula yang sama banyaknya dengan soda.

Seperti soda dan minuman manis lainnya, minuman kopi dengan kandungan gula tinggi dapat menyebabkan penambahan berat badan dan membahayakan kesehatan Anda, misalnya dengan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Oleh karena itu, jika Anda mencoba menurunkan atau mempertahankan berat badan, sebaiknya hindari pilihan yang mengandung gula di kedai kopi terdekat dan batasi jumlah gula yang Anda tambahkan ke kopi di rumah atau di kantor. Anda juga bisa memilih pemanis rendah kalori.

3. Es Krim

Kebanyakan es krim komersial mengandung banyak gula dan lemak. Selain itu, karena es krim sering kita konsumsi sebagai hidangan penutup, es krim dapat menambah banyak kalori ekstra pada makanan Anda.Oleh karena itu, yang terbaik adalah menikmati es krim sebagai camilan sesekali daripada sebagai makanan pokok Anda.

Untuk memilih jenis es krim yang lebih sehat, carilah es krim yang kandungan gulanya kurang dari 15 gram per porsi, dan pastikan untuk memperhatikan ukuran porsi Anda. Anda juga bisa membuat “krim enak” buatan sendiri dengan mencampurkan buah beku dan yogurt Yunani untuk alternatif yang lebih bergizi.

4. Pizza

Pizza yang disiapkan secara komersial adalah makanan enak yang populer, termasuk di kalangan anak-anak dan remaja. Sayangnya, kebanyakan pizza tinggi lemak, karbohidrat olahan, dan kalori. Beberapa varietas juga dengan topping keju dalam jumlah besar dan daging olahan yang telah melalui prose pengawetan, pengasapan, atau pengasinan.

Asupan daging olahan yang lebih tinggi telah terkait dengan obesitas dan peningkatan risiko penyakit jantung dan jenis kanker tertentu. Meskipun demikian, pizza tetap bisa dimasukkan ke dalam pola makan yang lengkap, selama Anda hanya menikmatinya sesekali dan dalam jumlah sedang.

5. Kue Kering dan Donat

Kue kering dan donat sering kali mengandung gula, tepung olahan, dan lemak dalam jumlah tinggi. Mereka juga biasanya tinggi kalori. Misalnya, 1 kue keping coklat berukuran besar dapat mengandung lebih dari 220 kalori, sedangkan satu donat berlapis mengandung lebih dari 300 kalori.

Saat rasa ngidam melanda, pilihlah satu porsi kecil daripada sebungkus kue atau donat. Hal ini memungkinkan Anda untuk menikmati makanan ini sebagai camilan sesekali sambil membatasi konsumsi kalori dan gula berlebih.

6. Kentang Goreng dan Keripik Kentang

Kentang goreng adalah pilihan camilan atau makanan sampingan yang populer, terutama saat makan di luar. Terlebih lagi, makanan ini sering disajikan bersama makanan berkalori tinggi lainnya seperti burger atau ikan goreng. Banyak orang juga menikmati memakannya dengan saus seperti saus tomat atau mayones yang tinggi garam, gula, dan lemak.

Demikian pula, keripik kentang kaya akan lemak, karbohidrat olahan, dan garam, dan penelitian observasional mengaitkannya dengan penambahan berat badan. Daripada menggoreng kentang, Anda bisa merebus atau memanggangnya sebelum dibumbui dengan bumbu dan rempah kering favorit Anda.

7. Sarapan Sereal Manis

Banyak jenis sereal sarapan yang mengandung kalori dan tambahan gula. Dengan kata lain, sereal manis mengandung hampir 40% gula tambahan. Sereal ini juga diproses dan dimurnikan secara mendalam, yang berarti banyak serat dan nutrisi yang ditemukan dalam biji-bijian utuh telah dihilangkan.

8. Cokelat

Cokelat hitam telah dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan, termasuk peningkatan kesehatan jantung dan fungsi otak. Meski begitu, makanan ini bisa saja tinggi kalori dan lemak. Ditambah lagi, sebagian besar susu dan coklat putih yang diproduksi secara komersial mengandung banyak gula tambahan. Secara keseluruhan, ini berarti coklat, apa pun jenisnya, dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan jika Anda terlalu sering mengonsumsinya dalam jumlah besar.

9. Jus Buah

Meskipun jus buah sering dianggap sebagai minuman sehat, sebagian besar merek komersial mengandung gula yang sama banyaknya dengan soda. Jus juga kekurangan serat dan nutrisi lain yang Anda dapatkan dengan mengonsumsi buah utuh. Minum jus buah dalam jumlah berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, terutama pada anak-anak.

Oleh karena itu, Anda sebaiknya berusaha menghilangkan dahaga dengan air. Anda tetap bisa menikmati rasa buah yang juicy dan manis dengan menikmatinya utuh. Dengan cara ini, Anda juga mendapatkan manfaat serat dan nutrisi lainnya. Jika Anda ingin memasukkan jus buah ke dalam makanan Anda, pastikan untuk memilih jus buah 100% tanpa pemanis bila memungkinkan dan perhatikan ukuran porsi Anda.

10. Makanan Olahan Komersial Lainnya

Peningkatan konsumsi makanan ringan mungkin menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka obesitas di banyak wilayah di dunia. Meskipun tidak semua makanan olahan tidak sehat, banyak di antaranya yang tinggi kalori, tambahan gula, lemak, dan natrium.

Berikut beberapa makanan olahan yang harus diperhatikan antara lain:

  • Makanan instan: sup kalengan, stik ikan, makan malam beku, makanan kemasan.
  • Permen: granola batangan, batangan protein, pai, kue kering, kue kering, puding.
  • Camilan Gurih: kerupuk, keripik, pretzel, popcorn microwave.
  • Produk Susu Manis: yogurt rasa, es krim, es loli, minuman berbahan dasar susu, yogurt beku.
  • Daging Olahan: hot dog, daging deli, dendeng, pepperoni, bologna, sosis, daging kaleng

Oleh karena itu, penting untuk membaca label makanan dengan cermat saat membeli makanan olahan dan mencari produk yang rendah kalori, tambahan gula, dan natrium. Mengurangi asupan makanan olahan juga dapat meningkatkan kualitas pola makan dan mempermudah Anda mempertahankan berat badan ideal.

11. Makanan Cepat Saji atau Fast Food

Makanan cepat saji sering kali dianggap sebagai alternatif yang nyaman dan menghemat waktu dibandingkan memasak di rumah. Namun, sebagian besar makanan cepat saji diproses secara mendalam dan sarat dengan kalori, lemak, natrium, dan tambahan gula.

Oleh karena itu, banyak penelitian melaporkan bahwa makan makanan cepat saji lebih sering dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, serta masalah kesehatan lainnya seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Idealnya, batasi asupan makanan cepat saji berkalori tinggi, termasuk:

  • Burger
  • Taco
  • Burrito
  • Stik Mozzarella
  • Kentang goreng
  • Donat
  • Nasi goreng
  • Chicken Nugget

Sebaliknya, usahakan untuk memasak sebagian besar makanan Anda di rumah dan tidak mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari 1–2 kali seminggu. Carilah restoran dengan pilihan makanan bawa pulang yang lebih sehat jika memungkinkan, seperti sup, salad, sandwich, wraps, atau mangkuk burrito. Selain itu, usahakan untuk mengonsumsi sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak.

Penutup

Itulah makanan dan minuman yang harus Anda hindari karena menyebabkan obesitas. Namun, perlu diingat bahwa tidak perlu menghilangkannya sepenuhnya dari diet Anda, bahkan jika Anda sedang mencoba menurunkan berat badan. Sebaliknya, usahakan untuk membatasi ukuran porsi Anda dan nikmati makanan dan minuman ini secukupnya sebagai bagian dari diet seimbang.

Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliDoc untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine Chat Dokter 24/7 secara gratis di aplikasi ReliDoc. Yuk langsung download aplikasi ReliDoc, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.

ReliDoc One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.

Sumber Artikel Hindari Makanan dan Minuman Penyebab Obesitas

Healthline. Akses pada 2023. Obesity Linked to Processed Foods: What to Avoid in Your Diet
Healthline.Akses pada 2023. 11 Foods That May Contribute to Weight Gain
Vinmeck. Akses pada 2023. List of foods that cause obesity
QuickDr . Akses pada 2023. 8 Food Items That Can Cause Obesity

Ditinjau oleh: dr. Stevent

Bagikan Artikel Ini

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on linkedin
LinkedIn