ReliDoc – Jakarta. Kamu pernah merasa perut diare sehabis minum susu atau yang mengandung laktosa? Kamu mungkin intoleransi terhadap laktosa loh. Penasaran apa itu intoleransi laktosa? Yuk simak di bawah ini.
Intoleransi laktosa adalah gangguan pencernaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa. Kondisi tersebut umumnya ditandai dengan diare, kembung, sering buang gas dan kembung setelah mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung laktosa, seperti susu dan produk olahannya.
Terlalu sedikit enzim yang diproduksi di usus kecil Anda (laktase) biasanya bertanggung jawab atas intoleransi laktosa. Anda dapat memiliki tingkat laktase yang rendah dan masih dapat mencerna produk susu. Tetapi jika kadar Anda terlalu rendah, tubuh anda menjadi tidak toleran terhadap laktosa, yang menyebabkan gejala gangguan pencernaan setelah Anda mengonsumsi susu.
Intoleransi laktosa sering disamakan dengan alergi susu, tetapi kedua kondisi tersebut sangat berbeda. Alergi susu timbul karena reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam susu. Selain itu, alergi susu sapi tidak hanya dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan sesak napas, tetapi juga ruam merah yang gatal.
Umumnya, gejala intoleransi laktosa biasanya muncul dalam beberapa jam setelah mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung laktosa. Ini termasuk:
Tingkat keparahan gejala dan kapan gejala muncul tergantung pada jumlah konsumsi laktosa.
Faktanya, beberapa orang dapat minum segelas kecil susu tanpa menimbulkan gejala, sementara yang lain bahkan tidak dapat meminum susu dalam teh atau kopi mereka karena sedikit konsumsi saja sudah akan menimbulkan gejala.
Ada banyak penyebab kondisi ini. Di bawah ini adalah berbagai penyebab intoleransi laktosa berdasarkan jenisnya.
Intoleransi laktosa primer merupakan bentuk yang paling umum kita jumpai. Kondisi ini terjadi ketika produksi laktase menurun seiring bertambahnya usia. Tubuh kita biasanya berhenti membuat laktase sekitar usia 5 tahun. Sebagian orang mungkin sudah berhenti produksinya pada usia 2 tahun. Saat kadar laktase menurun, produk susu menjadi lebih sulit mencernanya. Orang dengan intoleransi laktosa primer membuat laktase jauh lebih sedikit. Hal ini membuat pencernaan produk susu menjadi sulit dalam perkembangannya terutama saat dewasa nanti.
Intoleransi laktosa sekunder terjadi karena cedera, penyakit, atau mungkin operasi. Semua ini dapat mempengaruhi usus kecil Anda dan menyebabkan Anda membuat lebih sedikit laktase. Penyakit celiac dan penyakit Crohn adalah dua penyakit usus paling umum yang terkait dengan laktase rendah.
Pengobatan gangguan yang mendasarinya dapat mengembalikan kadar laktase dan memperbaiki tanda dan gejala, meskipun dapat memakan waktu yang tidak sebentar.
Intoleransi laktosa perkembangan terjadi pada bayi yang lahir prematur. Biasanya hilang dengan sendirinya, hanya berlangsung beberapa saat setelah lahir. Jenis intoleransi laktosa ini terjadi karena perkembangan usus bayi yang tidak lengkap saat lahir. Umumnya ini bersifat sementara dan membaik seiring bertambahnya usia bayi.
Intoleransi laktosa kongenital sangat jarang terjadi dan terjadi ketika tidak ada laktase atau jumlah laktase yang sangat kecil yang diproduksi oleh usus kecil sejak lahir. Ini adalah kelainan genetik, dan kedua orang tua dengan gangguan yang sama umumnya mewariskan gen tersebut kepada anak mereka.
Intoleransi laktosa tidak dapat kita cegah. Namun, jika Anda memiliki kondisi ini, batasi atau hilangkan makanan dan minuman yang mengandung laktosa untuk menghindari gejala. Oleh karena itu, pasien harus memperhatikan komposisi makanan dan minuman sebelum dikonsumsi. Sumber makanan laktosa berikut harus dibatasi atau dihindari.
Selain dari susu sapi atau kambing, Anda bisa memilih susu yang terbuat dari kedelai, gandum, atau almond. Selain itu, yogurt yang terbuat dari kedelai atau kelapa, beberapa jenis keju, dan makanan lain yang diberi label bebas laktosa juga aman.
Sampai saat ini, tidak ada obat untuk intoleransi laktosa atau cara untuk meningkatkan produksi laktase.
Perawatan tambahan dengan asupan probiotik juga dapat diterapkan. Probiotik tidak hanya banyak digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan seperti diare dan sindrom iritasi usus besar (IBS), tetapi juga membantu tubuh mencerna laktosa.
Susu dan produk susu lainnya mengandung kalsium, protein dan vitamin seperti A, B12 dan D. Laktosa juga membantu tubuh menyerap banyak mineral lain seperti magnesium dan seng. Vitamin dan mineral ini penting untuk membangun tulang yang kuat dan sehat. Jika Anda laktosa intoleran, mungkin sulit untuk mendapatkan jumlah vitamin dan mineral yang tepat yang Anda butuhkan.
Hal ini menyebabkan penurunan berat badan yang tidak sehat dan meningkatkan risiko:
Cari pertolongan medis segera jika Anda mengalami diare atau intoleransi laktosa setelah mengonsumsi susu atau produk laktosa dan jika gejalanya tidak membaik. Penanganan yang tepat dan cepat diperlukan untuk menentukan langkah pengobatan dan mempercepat proses penyembuhan.
Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliDoc untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine “Chat Dokter” 24/7 secara gratis di aplikasi ReliDoc. Yuk langsung download aplikasi ReliDoc, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.
ReliDoc One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.
Healthline. Akses pada 2022. Lactose Intolerance 101 — Causes, Symptoms, and Treatment
Mayo Clinic. Akses pada 2022. Lactose intolerance
NHS. Akses pada 2022. Lactose intolerance
The Health Service Executive. Akses pada 2022. Lactose Intolerance
Ditinjau oleh: dr. Christian Hendra Raharja
Bagikan Artikel Ini