Kenali Afasia sejak Dini

Kenali Afasia sejak Dini

ReliDoc – Jakarta. Penyakit afasia ini mungkin terdengar asing bagi beberapa orang. Tapi tahukah kamu penyakit ini disebabkan oleh kerusakan di bagian otak dan memengaruhi cara kita berkomunikasi. Yuk, kenali afasia sejak dini dengan lebih jelasnya di sini!

Apa itu Afasia?

Afasia adalah gangguan komunikasi yang timbul karena kerusakan pada area otak yang mengontrol bahasa. Umumnya, penderita afasia mengalami kesulitan dalam memahami, mengucapkan, membaca, dan menulis kata-kata, meskipun fungsi otak mereka lainnya tetap normal. Faktanya, gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan berbicara dan memahami bahasa, tetapi tidak memengaruhi kapasitas intelektual. Berikut beberapa jenis afasia, yaitu:

  • Afasia Broca, yang mana penderita kesulitan dalam mengucapkan kata-kata, tetapi pemahaman relatif baik.
  • Afasia Wernicke, menyebabkan penderitanya kesulitan memahami bahasa yang didengar atau dibaca, dan sering kali mengeluarkan kata-kata yang tidak masuk akal.
  • Afasia Global, yaitu kombinasi dari afasia Broca dan Wernicke, menyebabkan kesulitan berbicara, memahami, membaca, dan menulis.
  • Afasia Amnestik, membuat penderitanya kesulitan mencari kata-kata yang tepat dan mengingat nama benda-benda tertentu.

Penyebab Afasia

Biasanya, afasia timbul oleh cedera otak akibat stroke, trauma kepala, tumor otak, infeksi otak, atau penyakit degeneratif seperti penyakit Alzheimer.

Gejala Afasia

Tentu saja, gejala afasia bervariasi tergantung pada area otak yang terkena dan tingkat kerusakannya. Berikut beberapa gejala yang umum terjadi, seperti :

  • Memahami bahasa lisan dan tertulis.
  • Menemukan kata yang tepat saat berbicara atau menulis.
  • Mengucapkan kata-kata atau frasa dengan benar.
  • Memahami tata bahasa dan struktur kalimat.
  • Menulis dengan benar atau mengenali kata-kata tertulis.

Faktor Risiko Afasia

Berikut beberapa faktor yang meningkatkan risiko mengalami afasia meliputi:

  • Penderita Stroke
    Stroke adalah penyebab paling umum afasia. Orang yang telah mengalami stroke, terutama yang melibatkan area otak yang bertanggung jawab untuk bahasa, berisiko mengalami afasia.
  • Cedera Kepala
    Cedera kepala akibat kecelakaan atau benturan keras dapat menyebabkan kerusakan otak yang dapat menyebabkan afasia.
  • Penderita Tumor Otak
    Pertumbuhan tumor otak yang menekan atau merusak area otak yang mengendalikan bahasa dapat menyebabkan afasia.
  • Infeksi Otak
    Infeksi yang mengenai otak, seperti ensefalitis atau meningitis, juga dapat menyebabkan afasia.
  • Penyakit Degeneratif Otak
    Beberapa penyakit degeneratif otak, seperti penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson, dapat menyebabkan gangguan bahasa termasuk afasia pada tahap lanjut penyakit.
  • Trauma Pasca-Lahiran
    Pada beberapa kasus, trauma saat proses kelahiran atau masalah perkembangan otak sejak awal kehidupan dapat menyebabkan afasia pada anak-anak.
  • Kondisi Medis Lainnya
    Beberapa kondisi medis lainnya, seperti gangguan sirkulasi darah di otak, cedera saraf, atau epilepsi yang melibatkan area bahasa otak, dapat menyebabkan afasia.

Pengobatan Afasia

Pengobatan afasia bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gangguan. Berikut beberapa metode pengobatan dan terapi meliputi:

1. Terapi Wicara dan Bahasa

Terapi ini memberikan llatihan untuk memperbaiki kemampuan berbicara, memahami, membaca, dan menulis.

2. Terapi Fisik dan Rehabilitasi

Terapi ini bertujuan untuk mengatasi dampak fisik lain dari penyebab afasia, seperti stroke atau cedera kepala.

3. Terapi Obat-obatan

Dalam beberapa kasus, obat-obatan dapat membantu mengelola gejala afasia.

Pencegahan Afasia

Berikut ini beberapa kondisi yang meningkatkan risiko afasia, seperti stroke, dapat dicegah dengan gaya hidup sehat, seperti:

  1. Berhenti merokok dan menghindari konsumsi alkohol berlebihan.
  2. Menerapkan pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan rendah garam dan lemak jenuh, serta tinggi serat dan nutrisi.
  3. Menjaga berat badan yang sehat dengan olahraga teratur.
  4. Mengontrol tekanan darah, kolesterol, dan diabetes.

Afasia bisa diderita oleh siapapun, jangan pernah mengabaikannya. Jika ada gejala yang mencurigakan terkait kemampuan berkomunikasi, segera berkonsultasi dengan dokter untuk segera diketahui penyebabnya dan segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliDoc untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine Chat Dokter 24/7 secara gratis di aplikasi ReliDoc. Yuk langsung download aplikasi ReliDoc, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.

ReliDoc One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.

Sumber Artikel Kenali Afasia sejak Dini

Mayo Clinic. Akses pada 2023. Aphasia.
Nidcd.nih.gov. Akses pada 2023. What is Aphasia?
Clevelandclinic.org. Akses pada 2023. Aphasia.

Ditinjau oleh: dr. Stevent

Bagikan Artikel Ini

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on linkedin
LinkedIn