ReliDoc – Jakarta. Pernahkah kamu melihat awan di langit, terus kamu melihat awan seperti sosok hewan ataupun wajah di langit? Kamu harus ketahui fenomena pareidolia, di mana kamu melihat sosok pada benda mati. Ingin tahu lebih lanjut? Simak di bawah ini ya!
Pareidolia adalah fenomena psikologis di mana manusia melihat pola atau bentuk yang akrab atau bermakna di dalam objek yang sebenarnya tidak memiliki arti atau makna apapun. Contohnya adalah melihat wajah di dalam formasi awan, melihat bentuk binatang di dalam bintang, atau melihat tokoh-tokoh dalam bayangan.
Fenomena pareidolia terjadi ketika otak manusia mencoba mencari pola-pola yang akrab dan bermakna di dalam objek atau situasi yang tidak jelas atau tidak teratur. Otak manusia secara alami mencari pola dan struktur dalam lingkungan sekitar untuk membantu manusia dalam memahami lingkungan dan memproses informasi yang diterima. Namun, dalam beberapa kasus, otak manusia melihat pola atau bentuk yang sebenarnya tidak ada, dan mengartikannya sebagai sesuatu yang nyata dan bermakna.
Beberapa contoh pareidolia yang paling terkenal adalah wajah manusia di bulan, yang sebenarnya adalah formasi bebatuan yang tidak memiliki arti apapun. Selain itu, ada juga contoh-contoh lain seperti wajah manusia di dalam kue panggang atau bentuk benda lain yang mengingatkan pada sesuatu yang dikenal oleh manusia.
Meskipun fenomena pareidolia mungkin tampak seperti hal yang tidak penting, namun fenomena ini sebenarnya dapat berdampak signifikan dalam kehidupan manusia. Misalnya, pareidolia dapat menyebabkan seseorang melihat hal yang tidak nyata atau membuat asumsi yang salah tentang situasi atau lingkungan sekitar. Pareidolia juga dapat mempengaruhi keyakinan manusia, terutama dalam bidang agama atau spiritualitas. Banyak orang yang melihat gambar-gambar religius dalam pola alam atau fenomena lainnya, dan keyakinan ini bisa menjadi sangat kuat.
Pareidolia bisa menjadi salah satu gejala penyakit, terutama yang berkaitan dengan sistem saraf pusat. Kondisi ini mungkin perlu kamu perhatikan jika mengalaminya berulang kali.
Berikut beberapa penyakit yang sering dikaitkan dengan pareidolia adalah sebagai berikut:
Gejala yang cukup umum pada orang dengan Lewy Body Dementia atau LBD (sejenis kondisi pikun) adalah halusinasi visual. Gejala ini terjadi pada hingga 70% dari semua pasien. Halusinasi visual disebabkan oleh degenerasi (kemunduran atau kerusakan) di bagian otak tertentu.
Degenerasi ini disebabkan oleh akumulasi Lewy Body (sejenis plak protein) di berbagai area otak. Akibatnya, pasien sering melihat sosok, orang, atau hewan tertentu yang sebenarnya tidak ada.
Penyakit Parkinson merupakan penyakit yang cukup umum di masyarakat. Individu yang terkena ditandai dengan gaya berjalan lambat dengan langkah kecil, dan kondisi ini diduga disebabkan oleh ketidakseimbangan zat pengatur di otak manusia.
Dalam beberapa penelitian, penderita Parkinson juga melaporkan sering melihat wajah atau sosok seseorang yang sebenarnya bukan orang melainkan benda mati. Beberapa area otak yang terlibat dalam fungsi visual dan mekanisme halusinasi mungkin berkontribusi.
Pareidolia pada dasarnya bukanlah hal yang berbahaya dan tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, jika pareidolia menyebabkan kecemasan atau ketakutan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau mengurangi efeknya, antara lain:
Saat melihat bentuk yang menyerupai makhluk hidup di dalam benda mati, cobalah untuk bersikap realistis dan logis. Coba pertimbangkan kemungkinan bahwa benda tersebut tidak memiliki bentuk atau pola tertentu dan hanya merupakan kebetulan.
Berbicara dengan teman atau keluarga tentang pengalaman pareidolia dapat membantu mengurangi ketakutan atau kecemasan yang mungkin timbul. Mereka mungkin memiliki pengalaman yang sama atau dapat membantu menenangkan.
Mengalihkan perhatian dari bentuk atau pola yang menyerupai makhluk hidup di dalam benda mati, misalnya dengan memfokuskan pikiran pada kegiatan yang menyenangkan atau bermanfaat.
Jika kamu tahu bahwa ada benda atau lingkungan tertentu yang sering memicu pareidolia, cobalah untuk menghindarinya atau mengubah lingkungan tersebut sehingga tidak lagi memicu pareidolia.
Secara umum, mengatasi pareidolia melibatkan pemahaman dan pengendalian emosi serta kemampuan untuk memandang suatu objek secara realistis. Tetapi, jika pareidolia menjadi sangat mengganggu atau berdampak pada kesejahteraan mental dan emosional, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk penanganan yang lebih spesifik.
Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliDoc untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine “Chat Dokter” 24/7 secara gratis di aplikasi ReliDoc. Yuk langsung download aplikasi ReliDoc, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.
ReliDoc One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.
Psychology Today. Akses pada 2023. Why Seeing Faces in Everyday Objects Can Creep You Out.
Psych Central. Akses pada 2023. What Does ‘Pareidolia’ Mean and Why is it Dangerous?
Ditinjau oleh: dr. Teddy H
Bagikan Artikel Ini