ReliDoc – Jakarta. Habis makan, terasa begah dan perut kembung? Kenapa ya? Yuk kita bahas tentang penyebab perut menjadi kembung dan cara mencegah perut kembung di bawah ini.
Intinya, perut kembung adalah kondisi perut yang di mana kamu terasa penuh dan tidak nyaman. Namun, hal ini sangat umum dan ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk meredakannya. Di samping itu, kejadian ini bisa saja disertai dengan perut yang terlihat buncit, perasaan tersebut dapat berkisar dari sedikit tidak nyaman hingga sangat menyakitkan, dan biasanya hilang setelah beberapa saat, tapi bagi sebagian orang, ini adalah masalah yang sering terjadi. Begitu pula, masalah pencernaan dan fluktuasi hormon juga dapat menyebabkan siklus kembung.
Umumnya, penyebab dari sakit perut dan kembung adalah gas di usus yang berlebihan. Jika kamu mengalami kembung setelah makan, itu bisa menjadi masalah pencernaan, biasanya karena makan terlalu cepat, intoleransi terhadap makanan, atau masalah tentang siklus menstruasi dapat menyebabkan perut terasa kembung.
Faktanya, terlalu banyak gas di perut dapat mengganggu pencernaan. Tentu saja, produksi gas dalam perut terutama oleh bakteri yang mencerna karbohidrat dalam yang disebut fermentasi. Jadi, laju fermentasi yang cepat ini disebabkan banyaknya karbohidrat yang tidak terserap secara alami selama proses pencernaan. Berikut, beberapa kemungkinan penyebab:
Sepertinya, kamu mungkin menemukan bahwa kembung mengikuti siklus yang berbeda, bukan karena siklus pencernaan, tetapi karena siklus menstruasi. Bahkan 3 dari 4 wanita melaporkan kembung sebelum dan selama menstruasi. Demikian pula, kembung juga merupakan keluhan umum selama fluktuasi hormon perimenopause. Lebih daripada itu, hormon wanita dapat mempengaruhi rasa kembung dari banyak faktor, termasuk cairan, gas, sistem pencernaan, dan sensitivitas kamu terhadapnya.
Pertama, estrogen menyebabkan retensi air. Karena, dengan lonjakan estrogen dan penurunan progesteron, kamu akan merasakan kembung dari cairan, yang juga berinteraksi dengan sistem organ. Kemudian, hormon juga berinteraksi dengan sistem pencernaan kamu. Estrogen dan progesteron masing-masing dapat menyebabkan gas usus dengan memperlambat atau mempercepat motilitas kamu. Sementara, reseptor estrogen di saluran pencernaan kamu juga memengaruhi sensitivitas visceral kamu yang membuat kamu merasa kembung.
Dalam hal ini, makanan dapat mencakup dari makanan padat, cairan, dan gas. Pada kenyataannya, zat-zat pencernaan dapat menumpuk di sistem pencernaan kamu ketika ada cadangan atau jumlah terbatas di saluran pencernaan kamu atau ketika otot-otot yang menggerakkan zat-zat pencernaan entah bagaimana terganggu. Berikut, kemungkinan penyebab penumpukan di dalam perut meliputi:
Berikut, tanda atau gejala perut kembung dapat meliputi:
Meski, bersendawa, terutama selama setelah makan merupakan hal normal. Kebanyakan orang bersendawa hingga 20 kali sehari. Tetapi sendawa dan membuang gas yang jarang menjadi tanda masalah medis.
Jika kembung disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat:
Pendeknya, perut kembung bisa mengganggu dan menyakitkan. Nyatanya, ada banyak penyebab sederhana perut kembung, seperti gas, sembelit, gangguan pencernaan, intoleransi makanan, dan retensi cairan.
Bagi kebanyakan orang, penyebabnya dapat diobati di rumah dan merupakan sesuatu yang hilang dengan cepat. Jarang sekali perut yang kembung adalah tanda dari sesuatu yang lebih serius. Akan tetapi apabila kamu merasa perut kembung dan disertai dengan penyakit lain harus dilakukan konsultasi dengan dokter.
Bagi peserta Asuransi Reliance. Kamu dapat menggunakan Aplikasi ReliDoc untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhanmu. Nikmati fasilitas telemedicine “Chat Dokter” 24/7 secara gratis di aplikasi ReliDoc. Yuk langsung download aplikasi ReliDoc, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.
ReliDoc One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.
Cleveland Clinic. Akses pada 2022. Bloated Stomach.
Mayo Clinic. Akses pada 2022. Gas and gas pains.
MedicalNewsToday. Akses pada 2022. What causes abdominal bloating?
NHS. Akses pada 2022. Bloating.
Ditinjau oleh: dr. Teddy Harliyanto
Bagikan Artikel Ini