Tiba-Tiba Tertidur? Kenali Narkolepsi

Tiba-Tiba Tertidur? Kenali Narkolepsi

ReliDoc – Jakarta. Kamu tiba-tiba tertidur tanpa sepengetahuan kamu? Kamu kemungkinan mempunyai gejala narkolepsi loh. Ingin tahu lebih lanjut tentang narkolepsi, yuk simak di bawah ini!

Tiba-Tiba Tertidur? Hati-Hati Narkolepsi

Narkolepsi adalah gangguan tidur kronis yang memengaruhi kemampuan otak untuk mengatur siklus tidur-bangun. Orang dengan gangguan ini mengalami rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, bahkan setelah tidur semalaman. Mereka mungkin juga mengalami gejala lain seperti serangan tidur, halusinasi yang jelas, dan kelumpuhan otot sementara saat tertidur atau bangun.

Tipe-Tipe Narkolepsi

Ada dua tipe narkolepsi, narkolepsi tipe 1 dan tipe 2, yang keduanya berbeda karena katapleksi (Cataplexy). Katapleksi adalah hilangnya kontrol otot secara tiba-tiba yang dapat menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan. Ini adalah gejalanya, gangguan tidur kronis yang memengaruhi kemampuan otak untuk mengatur siklus tidur-bangun. Katapleksi sering terpicu oleh emosi yang kuat seperti tawa, kemarahan, atau kejutan, dan dapat berkisar pada tingkat keparahan dari melemahnya otot yang hampir tidak terlihat hingga lumpuh total. Berikut perbedaanya:

1. Narkolepsi Tipe 1

Tipe 1 juga kita kenal sebagai narkolepsi dengan katapleksi, tandanya dengan adanya rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan katapleksi, yaitu hilangnya kontrol otot secara tiba-tiba yang dapat menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan. Jenis ini sering terkait dengan kekurangan orexin kimia otak.

2. Narkolepsi Tipe 2

Tipe 2 juga kita kenal sebagai narkolepsi tanpa katapleksi, tandanya dengan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari tetapi tidak melibatkan katapleksi. Jenis ini mungkin tidak separah tipe 1 dan mungkin tidak selalu memerlukan pengobatan.

Kedua jenis narkolepsi dapat diobati dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan pengobatan.

Penyebab

Penyebab pasti narkolepsi tidak sepenuhnya dipahami, tetapi sepertinya terkait dengan kekurangan orexin kimia otak (juga dikenal sebagai hypocretin), yang membantu mengatur tidur. Orexin terproduksi oleh sekelompok sel di hipotalamus, wilayah otak yang berperan penting dalam siklus tidur-bangun.

Narkolepsi diyakini timbul oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

1. Faktor Genetik

Banyak orang dengan narkolepsi memiliki riwayat keluarga dengan gangguan tersebut, menunjukkan bahwa mungkin ada komponen genetik. Penelitian juga mengidentifikasi variasi genetik tertentu yang mungkin terkait dengan narkolepsi.

2. Faktor Lingkungan

Faktor seperti infeksi dan cedera kepala juga berperan dalam perkembangan narkolepsi. Dalam beberapa kasus, narkolepsi dapat terpicu oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Penting untuk dicatat bahwa narkolepsi tidak timbul oleh kurang tidur atau gangguan tidur seperti sleep apnea. Namun, penderita narkolepsi mungkin juga memiliki gangguan tidur lainnya, yang dapat memperparah gejalanya.

Gejala

Beberapa gejala narkolepsi merupakan:

  • Mengantuk secara berlebihanan di siang hari
  • Serangan tidur tiba-tiba
  • Halusinasi yang jelas saat tertidur atau bangun
  • Kelumpuhan sementara otot saat tertidur atau bangun (sleep paralysis)
  • Tidur malam yang terganggu
  • Perilaku otomatis (melakukan tugas rutin tanpa kesadaran)
  • Kesulitan untuk tetap terjaga saat melakukan tugas yang monoton
  • katapleksi (kehilangan kontrol otot secara tiba-tiba)
  • Kesulitan dengan ingatan dan konsentrasi
  • perubahan suasana hati
  • Penambahan berat badan
  • Penurunan libido

Narkolepsi dan Hipersomnia Berbeda

Hipersomnia, di sisi lain, adalah suatu kondisi yang ditandai dengan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari. Orang dengan hipersomnia mungkin merasa perlu tidur dalam waktu lama dan mungkin kesulitan untuk tetap terjaga di siang hari. Hipersomnia dapat timbul oleh berbagai faktor, termasuk gangguan tidur lainnya, obat-obatan tertentu, dan kondisi medis yang mendasarinya seperti depresi atau epilepsi.

Hipersomnia masih bisa terjaga walaupun menderita kantuk yang berat. Lalu, penderita hipersomnia tidak mengalami sleep paralysis, halusinasi, dan katapleksi.

Proses Non-REM dan REM

Rapid Eye Movement (REM) adalah salah satu dari lima tahap siklus tidur. Pada orang tanpa narkolepsi, tidur REM biasanya terjadi pada tahap akhir siklus tidur dan ditandai dengan gerakan mata yang cepat, peningkatan aktivitas otak, dan mimpi yang jelas. Sebaliknya, pada orang dengan narkolepsi, ada dua Non-REM dan REM.

1. Fase Non-REM

Fase Non-REM terdiri dari tiga fase, yang masing-masing dapat berlangsung antara 5 dan 15 menit. Berikut langkah-langkahnya:

  • Tahap 1 yaitu dengan mata tertutup. Namun, orang yang masih tertidur saat ini mudah kita bangunkan.
  • Tahap 2 saat detak jantung melambat dan suhu tubuh turun. Ini adalah tanda bahwa tubuh sudah siap untuk fase tidur yang lebih dalam.
  • Tahap 3 saat orang tidur lebih sulit kita bangunkan. Setelah bangun, orang tersebut merasa bingung selama beberapa menit.

2. Fase REM

Ini terjadi ketika seseorang telah tidur selama 90 menit. Pada titik ini, detak jantung dan pernapasan meningkat pesat. Fase REM bergantian dengan fase non-REM.

Fase pertama REM biasanya berlangsung 10 menit. Durasinya terus bertambah pada fase berikutnya hingga fase terakhir yang bisa berlangsung selama 1 jam.

Orang yang biasanya tidur lebih dulu memasuki fase non-REM. Namun, pada penderita narkolepsi, proses tidur segera berubah menjadi fase REM, baik dalam persiapan tidur maupun saat bangun dan berfungsi. Kondisi ini kemudian menimbulkan gejala narkolepsi.

Diagnosis

Untuk memastikan diagnosis, dokter juga melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lain, seperti tekanan darah dan pemeriksaan darah. Berikut cara pemeriksaan untuk mengetahui tingkat keparahan kondisi pasien:

1. Epworth Sleepiness Scale (ESS)

Menggunakan kuesioner, dokter menilai seberapa besar kemungkinan pasien tertidur selama berbagai aktivitas, seperti duduk, membaca, atau menonton TV. Hasil survei dapat menjadi acuan bagi dokter untuk mendiagnosis dan mengukur tingkat keparahan penyakit.

2. Polisomnografi

Dalam metode ini, dokter mengamati aktivitas listrik otak (elektroensefalografi), jantung (elektrokardiografi), otot (elektromiografi), dan mata (elektrookulografi) saat pasien tidur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menempatkan elektroda pada permukaan tubuh pasien.

3. Multiple Sleep Latency Test (MSLT)

MSLT dirancang untuk menentukan berapa lama pasien tertidur di siang hari. Pasien diminta tidur 4-5 kali sehari, setelah itu dokter mengukur berapa lama pasien tertidur dan apakah pasien mencapai fase REM saat tidur. Jika pasien mudah tertidur dan memasuki tidur REM dengan cepat, kemungkinan besar pasien mengalami narkolepsi.

4. Pengukuran Kadar Hipokretin

Tes ini dilakukan dengan cara memeriksa sampel cairan otak dan tulang belakang (cairan serebrospinal) yang diperoleh dengan pungsi lumbal, yaitu dengan cara menyedot cairan dari tulang belakang bagian bawah dengan jarum.

Pengobatan

Saat ini, tidak ada obat untuk narkolepsi. Namun, kondisi tersebut dapat dikelola dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan pengobatan.

Perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengelola gejala narkolepsi meliputi:

  • Mempertahankan jadwal tidur yang teratur: Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari dapat membantu mengatur siklus tidur-bangun.
  • Tidur yang cukup di malam hari: Bertujuan untuk tidur setidaknya 7-9 jam setiap malam dapat membantu mengurangi rasa kantuk di siang hari.
  • Tidur siang teratur di siang hari: Tidur siang terjadwal dapat membantu meningkatkan tingkat energi dan meningkatkan kewaspadaan.

Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati narkolepsi meliputi:

  • Stimulan: Obat-obatan seperti modafinil dan armodafinil dapat membantu mengurangi kantuk di siang hari.
  • Antidepresan: Obat-obatan seperti antidepresan trisiklik dan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dapat membantu mengurangi frekuensi dan keparahan cataplexy dan gejala lainnya.
  • Sodium oxybate: obat yang digunakan untuk memperbaiki tidur malam dan mengurangi cataplexy.

Itu dia penyakit dan gejala narkolepsi, apabila kamu mempunyai gejala-gejalanya segara lakukan pengecekan ke dokter.

Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliDoc untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine Chat Dokter 24/7 secara gratis di aplikasi ReliDoc. Yuk langsung download aplikasi ReliDoc, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.

ReliDoc One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.

Sumber Artikel Tiba-Tiba Tertidur? Kenali Narkolepsi

Mayo Clinic. Akses pada 2023. Diseases & Conditions. Narcolepsy.
Healthline. Akses pada 2023. Narcolepsy.
Patient Info. Akses pada 2023. Narcolepsy and Cataplexy.
Verywell Health. Akses pada 2023. What is Narcolepsy?
WebMD. Akses pada 2023. Narcolepsy.
WebMD. Akses pada 2023. What Are REM and Non-REM Sleep?

Ditinjau oleh: dr. Teddy H

Bagikan Artikel Ini

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on linkedin
LinkedIn