Upaya Anak dan Orangtua untuk Mencegah Bullying

Upaya Anak dan Orangtua untuk Mencegah Bullying

ReliDoc – Jakarta. Ayah dan Bunda sangat memilukan melihat anak-anak kita mengalami rasa sakit fisik dan emosional dari bullying secara langsung atau cyberbullying (yang diterima saat online). Beberapa orang tua tidak yakin bagaimana cara untuk memulai melindungi anak-anak mereka dari bullying dan kekerasan lainnya. Bahkan, beberapa orang tua mungkin tidak tahu apakah anak-anak mereka adalah korban, saksi, atau bahkan pelaku dari perbuatan berbahaya ini.

Oleh karena itu kita sebagai orangtua harus paham mengenai tindakan bullying dan senantiasa selalu mengajarkan kepada anak untuk bersosialisasi secara positif terhadap teman-teman sebayanya untuk menghindari perilaku bullying. Lalu bagaimana caranya anak dapat menghindari perilaku bullying dan bagaimana cara orangtua dapat mengajarkan kepada anak cara untuk bersosialisasi di lingkungan sekolah untuk menghindari bullying? Simak pada artikel berikut ini!

Apa itu Bullying?

Bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya (online) yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok. Seorang pelaku bullying memang bermaksud menyebabkan rasa sakit pada korbannya, baik menyakiti fisik atau kata-kata atau perilaku yang menyakitkan, dan melakukannya berulang kali

Ciri-Ciri Korban Bullying

Berikut ini adalah ciri-ciri anak yang menjadi korban perundungan atau bullying, Ayah dan Bunda wajib tahu!

  1. Anak cenderung sulit bersosialisasi dengan teman sekolahnya
  2. Kesakitan fisik dan psikologis
  3. Kepercayaan diri (self-esteem) yang merosot
  4. Malu, Trauma, merasa sendiri, serba salah
  5. Takut datang ke sekolah dan mengasingkan diri dari sekolah
  6. Menderita Ketakutan Sosial
  7. Menjadi cemas, gelisah, atau sangat waspada
  8. Penurunan prestasi belajar
  9. Menjadi sangat rahasia, terutama dalam hal aktivitas online
  10. Menjadi agresif atau memiliki ledakan kemarahan yang tiba-tiba

Upaya Pencegahan

Selain itu, berikut ini adalah upaya pencegahan yang dapat di lakukan oleh anak untuk  menghindari perilaku bullying:

  1. Mengembangkan budaya relasi (bersosialisasi)/ pertemanan yang positif
  2. Berteman tanpa memilih-milih dan selalu bersikap baik
  3. Ikut serta membuat dan menegakkan aturan sekolah terkait pencegahan bullying
  4. Memahami dan menerima perbedaan tiap individu di lingkungan sebaya
  5. Ikut membantu teman yang menjadi korban
  6. Merangkul teman yang menjadi korban bullying
  7. Saling mendukung satu sama lain

Peran Orangtua untuk Mencegah Bullying

Berikut adalah peran orangtua agar bisa membantu mencegah bullying di sekolah terhadap anak-anak:

1. Ajari Anak tentang Bullying

Begitu mereka tahu apa itu bullying, anak-anak Ayah dan Bunda akan dapat mengidentifikasinya dengan lebih mudah, apakah itu terjadi pada mereka atau orang lain.

2. Bicaralah secara Terbuka kepada Anak-Anak

Tentu saja, semakin sering Anda berbicara dengan anak-anak Anda tentang bullying, semakin nyaman mereka memberi tahu Anda jika mereka melihat atau mengalaminya.

3. Bantu Anak Anda agar Menjadi Panutan yang Positif

Setidaknya, ada tiga pihak yang terlibat dalam bullying: korban, pelaku, dan saksi. Bahkan jika anak-anak bukan korban bullying, mereka dapat mencegah bullying dengan bersikap positif, hormat, dan baik kepada teman sebayanya. Jika mereka menyaksikan bullying, mereka dapat membela korban, dan menawarkan dukungan.

4. Membantu Membangun Kepercayaan Diri Anak Anda

Dorong anak Anda untuk mengikuti kelas atau bergabung dengan kegiatan yang ia sukai. Ini juga akan membantu membangun kepercayaan diri serta menambah teman dengan minat yang sama.

5. Jadilah Teladan

Tunjukkan pada anak Anda bagaimana memperlakukan anak-anak lain dan orang dewasa dengan kebaikan dan rasa hormat, serta melakukan hal yang sama kepada orang-orang di sekitar Anda, termasuk cobalah membela ketika orang lain diperlakukan dengan tidak baik. Anak-anak melihat orang tua mereka sebagai contoh bagaimana cara berperilaku, termasuk mem-posting secara online.

6. Jadilah Bagian dari Pengalaman Online Mereka

Biasakan diri Anda dengan platform yang digunakan anak Anda, jelaskan kepada anak Anda bagaimana dunia online dan dunia offline terhubung, dan peringatkan mereka tentang berbagai risiko yang akan mereka hadapi secara online.

Penutup

Lalu bagaimana jika anak saya yang menjadi korban bullying? Apa yang harus saya lakukan?

Ayah dan Bunda jangan khawatir ya! Sebagai orangtua harus tetap tenang, fokus, dan diskusikan bersama. Kemudian berbicaralah dengan anak dan beritahu bahwa Anda sebagai orangtua mempercayainya dan jadilah sistem pendukung atau suportif untuk menghadapi efek dari bullying. Bullying dapat menimbulkan dampak yang berbahaya dan jangka panjang bagi anak-anak. Selain efek fisik dari bullying, anak-anak dapat mengalami masalah kesehatan mental dan emosional, termasuk depresi dan kecemasan, yang dapat menyebabkan penurunan prestasi di sekolah maka dari itu peran orangtua sangat penting untuk membantu memulihkan fisik dan psikologis anak. Langkah berikutnya berbicaralah dengan guru dan pihak sekolah agar dapat menemukan solusi yang terbaik yang dapat menghentikan perilaku buruk yang terjadi di lingkungan sekolah tanpa mengucilkan pelaku bullying.

Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliCare untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine ReliDoc 24/7 secara gratis di aplikasi ReliCare. Yuk langsung download aplikasi ReliCare, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.

ReliCare One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.

Sumber Artikel Upaya Anak dan Orangtua untuk Mencegah Bullying

Unicef Indonesia. Akses pada 2024. How to talk to your children about bullying (Tips for parents)
Direktorat sekolah dasar. Akses pada 2024. Stop bullying
Ruang belajar. Akses pada 2024. How to Prevent Bullying: Effective Strategies to Reduce Bullying in Schools and Communities

Ditinjau oleh: dr. Teddy H

Bagikan Artikel Ini

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on linkedin
LinkedIn