Operasi Plastik: Menambah Kepercayaan Diri atau Sekadar Ikut-Ikutan?

Operasi Plastik Menambah Kepercayaan Diri atau Sekadar Ikut-Ikutan

ReliDoc – Jakarta. Hai, Reli Friends! Operasi plastik saat ini bukan lagi hal yang langka. Popularitasnya kian meningkat seiring dengan tren kecantikan dan dorongan media sosial untuk tampil “sempurna”. Mulai dari prosedur sederhana seperti botox hingga operasi lebih kompleks seperti pembentukan wajah atau tubuh, berbagai pilihan tersedia untuk mengubah penampilan. Tapi, apakah benar operasi plastik selalu memberikan dampak positif bagi kepercayaan diri, ataukah ini hanya sekadar keinginan untuk memenuhi standar sosial? Apakah operasi plastik menambah kepercayaan diri atau sekadar ikut-ikutan? Terlepas di balik keinginan untuk tampil menarik, penting bagi Reli Friends semua untuk mempertimbangkan motivasi dan dampak jangka panjang dari keputusan ini ya.

Apa itu Operasi Plastik?

Sebelum membahas lebih jauh, mari kita lihat dulu apa itu operasi plastik. Operasi plastik adalah cabang kedokteran yang berfokus pada perbaikan dan rekonstruksi jaringan tubuh dan kulit. Secara garis besar, operasi plastik terbagi menjadi dua jenis utama : bedah kosmetik dan bedah rekonstruksi. Bedah kosmetik biasanya bertujuan memperbaiki penampilan dan meningkatkan daya tarik fisik seseorang sesuai dengan keinginan mereka. Sementara itu, bedah rekonstruksi memiliki tujuan yang lebih medis, seperti memperbaiki cacat bawaan, bekas luka akibat trauma, atau deformitas akibat penyakit.

Meningkatkan Kepercayaan Diri atau Memenuhi Standar Sosial?

Banyak yang menganggap operasi plastik sebagai cara ampuh untuk meningkatkan kepercayaan diri. Bagi beberapa orang, memperbaiki bagian tubuh yang dianggap sebagai “kekurangan” bisa membawa perubahan positif dalam hidup mereka. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan penampilan bisa berkontribusi pada citra diri yang lebih positif dan membantu mengatasi rasa tidak aman. Perubahan penampilan juga membuat mereka merasa lebih nyaman dalam lingkungan sosial dan memiliki kepercayaan diri lebih tinggi untuk mengekspresikan diri. Dalam kasus seperti ini, operasi plastik benar-benar bisa memberikan dampak psikologis yang positif, asalkan dilakukan atas keinginan pribadi yang kuat dan realistis.

Namun, dorongan untuk menjalani operasi plastik sering kali datang dari tekanan sosial, terutama dengan meningkatnya standar kecantikan di media sosial. Tren kecantikan yang berubah-ubah di media sosial dan standar kecantikan yang tinggi sering kali mendorong seseorang untuk mengubah penampilan mereka agar sesuai dengan “standar” tersebut. Tak jarang, orang yang menjalani prosedur ini merasa tidak puas bahkan setelah operasi karena dorongan mereka didasari kebutuhan untuk diterima secara sosial, bukan karena kebutuhan pribadi. Akibatnya, muncul risiko ketidakpuasan dan kecenderungan untuk melakukan operasi tambahan. Inilah sebabnya, Reli Friends, penting untuk memastikan bahwa motivasi kalian berasal dari diri sendiri, bukan tekanan dari luar.

Jenis Operasi Plastik Populer dan Risikonya

Beragam prosedur untuk jenis operasi plastik kosmetik dan rekonstruksi tersedia saat ini, dan masing-masing memiliki risiko tersendiri. Beberapa jenis operasi plastik kosmetik yang populer di antaranya adalah rhinoplasty (operasi hidung), blepharoplasty (operasi kelopak mata), dan liposuction (sedot lemak). Masing-masing prosedur ini bertujuan mengubah penampilan, baik dengan membentuk kembali atau mengurangi bagian tubuh tertentu. Meski banyak yang menjalani prosedur ini dengan hasil memuaskan, ada risiko yang perlu diperhatikan. Risiko infeksi, bekas luka yang tidak sesuai harapan, bahkan komplikasi serius mungkin terjadi, yang kadang memerlukan tindakan lanjutan atau korektif.

Operasi plastik rekonstruksi juga memiliki tantangannya. Misalnya, rekonstruksi payudara setelah mastektomi bisa memberikan rasa percaya diri baru bagi penyintas kanker, tetapi proses ini bisa cukup menyakitkan dan memerlukan beberapa kali prosedur. Setiap jenis operasi plastik, baik kosmetik maupun rekonstruksi, memerlukan komitmen dan kesiapan mental, karena setiap prosedur bedah memiliki masa pemulihan yang bisa berbeda-beda dan berpotensi memengaruhi kesehatan jangka panjang.

Alternatif Non-Invasif untuk Operasi Plastik

Jika kalian merasa tidak siap untuk menjalani operasi plastik, ada beberapa alternatif non-invasif yang bisa dicoba. Prosedur seperti botox, filler, microneedling, hingga perawatan laser bisa membantu memperbaiki tampilan tanpa risiko bedah besar dan umumnya memiliki waktu pemulihan lebih singkat serta risiko komplikasi lebih rendah dibandingkan prosedur bedah invasif seperti operasi plastik. Selain itu, gaya hidup sehat, latihan fisik, dan menjaga pola makan juga bisa berpengaruh besar terhadap citra diri dan rasa percaya diri tanpa perlu menjalani operasi.

Penutup

Pada akhirnya, operasi plastik adalah keputusan yang sangat personal dan memiliki dampak besar. Apakah tujuannya adalah untuk menambah kepercayaan diri atau memenuhi standar kecantikan yang berkembang, keputusan ini perlu diambil dengan penuh pertimbangan. Operasi plastik bukan solusi instan untuk kebahagiaan atau penerimaan diri. Bagi kalian yang mempertimbangkan untuk menjalani prosedur ini, pastikan bahwa motivasinya murni berasal dari keinginan untuk menjadi versi terbaik diri kalian, bukan hanya sekadar ikut-ikutan tren. Ingatlah, bahwa kecantikan sejati datang dari perasaan nyaman dan percaya diri dengan diri sendiri. Tetaplah bijak, ya Reli Friends!

Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliCare untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine ReliDoc 24/7 secara gratis di aplikasi ReliCare. Yuk langsung download aplikasi ReliCare, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.

ReliCare One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.

Sumber Artikel Operasi Plastik: Menambah Kepercayaan Diri atau Sekadar Ikut-Ikutan?

Medical News Today. Akses pada 2024. Cosmetic surgery: What you should know
American Board Cosmetic Surgery. Akses pada 2024. Cosmetic Surgery vs. Plastic Surgery
Kazeminia, M., Salari, N., Heydari, M., Akbari, H., & Mohammadi, M. (2023). Akses pada 2024. The effect of cosmetic surgery on self-esteem and body image: a systematic review and meta-analysis of clinical trial studies. European Journal of Plastic Surgery, 46(1), 25-33.
Mironica, A., Popescu, C. A., George, D., Tegzeșiu, A. M., & Gherman, C. D. (2024).  Akses pada 2024. Social Media Influence on Body Image and Cosmetic Surgery Considerations: A Systematic Review. Cureus, 16(7), e65626.
Di Mattei, V. E., Bagliacca, E. P., Ambrosi, A., Lanfranchi, L., Preis, F. B., & Sarno, L. (2015).  Akses pada 2024. The impact of cosmetic plastic surgery on body image and psychological well-being: a preliminary study. Int J Psychol Behav Anal, 1(1), 103-08.

Ditinjau oleh: dr. Teddy H

Bagikan Artikel Ini

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on linkedin
LinkedIn