Hemofilia

Hemofilia

ReliDoc – Jakarta. Salah satu kondisi yang langka terutama pada pria merupakan penyakit hemofilia. Penasaran dengan penyakit langka ini? Yuk baca selengkapnya di bawah ini!

Apa itu Hemofilia?

Hemofilia adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya kelainan pada sistem pembekuan darah. Gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang berkepanjangan, bahkan pada luka atau cedera ringan sekalipun. Penyakit ini termasuk kondisi yang langka, dan lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

Penyebab

Penyebab utama hemofilia adalah ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi faktor pembekuan darah yang cukup. Faktor pembekuan darah adalah protein yang penting untuk membantu darah menggumpal dan mencegah terjadinya pendarahan. Pada penderita penyakit ini, faktor pembekuan darah yang dibutuhkan tidak terproduksi oleh tubuh dengan cukup atau bahkan tidak ada produksi sama sekali.

Hal ini membuat darah sulit untuk menggumpal dan cenderung mengalami pendarahan yang berlebihan. Perbedaan jenis penyakit ini timbul oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi jenis faktor pembekuan darah yang berbeda pula.

Faktor Terjadinya Hemofilia

Hemofilia timbul oleh mutasi genetik yang mengganggu produksi faktor pembekuan darah yang dibutuhkan oleh tubuh. Penyakit ini merupakan kondisi yang diwariskan secara genetik, sehingga orang yang memiliki riwayat keluarga dengan hemofilia memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kondisi ini.

Faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit ini meliputi:

1. Jenis Kelamin

Hemofilia lebih sering terjadi pada pria daripada wanita, karena faktor pembekuan darah yang diproduksi oleh kromosom X. Pria memiliki satu kromosom X, sementara wanita memiliki dua kromosom X. Oleh karena itu, jika pria memiliki mutasi pada gen yang mengontrol produksi faktor pembekuan darah, mereka akan lebih mudah terkena hemofilia.

2. Riwayat Keluarga

Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit ini, maka risiko terkena pun akan meningkat.

3. Usia

Penyakit tersebut dapat terdiagnosis pada bayi yang baru lahir, namun gejalanya mungkin tidak terlihat sampai beberapa waktu setelah lahir.

4. Infeksi

Infeksi virus seperti hepatitis C atau HIV dapat mengganggu produksi faktor pembekuan darah dan meningkatkan risiko terjadinya pendarahan pada penderita penyakit ini.

5. Obat-obatan Tertentu

Beberapa obat seperti aspirin, ibuprofen, atau antikoagulan dapat mempengaruhi pembekuan darah dan meningkatkan risiko pendarahan pada penderita penyakit ini.

6. Kegiatan Fisik yang Berisiko

Kegiatan fisik yang berisiko seperti olahraga kontak atau kegiatan yang melibatkan risiko cedera dapat meningkatkan risiko pendarahan pada penderita penyakit ini.

Namun, faktor utama penyebab hemofilia adalah mutasi genetik yang mengganggu produksi faktor pembekuan darah pada tubuh.

Jenis-Jenis Hemofilia

Penyakit ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu hemofilia A dan hemofilia B, tapi ada juga hemofilia C yang jarang ada:

  • Hemofilia A timbul oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi faktor pembekuan darah tipe VIII.
  • Selanjutnya, Hemofilia B timbul oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi faktor pembekuan darah tipe IX.
  • Dibandingkan dengan kedua jenis tersebut, Hemofilia C tergolong sangat jarang. Jenis ini timbul karena kekurangan faktor pembekuan darah XI (sebelas), dan juga dikenal sebagai plasma thromboplastin precursor deficiency (PTA) atau sindrom Rosenthal.

Hemofilia A lebih sering terjadi dibandingkan dengan hemofilia B, dan kedua jenis penyakit tersebut mempunyai gejala yang sama.

Gejala

Gejala penyakit ini muncul ketika penderita mengalami cedera atau luka yang menyebabkan pendarahan. Sementara, gejala yang paling umum adalah pendarahan pada sendi, otot, dan jaringan lunak lainnya. Gejala pada penderita dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan seberapa sering pendarahan terjadi. Beberapa gejala umum pada penderita penyakit ini meliputi:

1. Pendarahan yang Berlangsung Lama

Penderita penyakit ini seringkali mengalami pendarahan yang sulit dihentikan, bahkan pada luka atau cedera ringan sekalipun.

2. Perdarahan Spontan

Pendarahan juga dapat terjadi tanpa penyebab yang jelas, seperti perdarahan pada sendi atau otot, yang dapat menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan.

3. Memar

Cenderung mudah memar dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh.

4. Nyeri Sendi

Dapat mengalami nyeri pada sendi dan bahkan kaku pada sendi, terutama jika perdarahan terjadi secara teratur pada sendi.

5. Perdarahan dalam Tubuh

Pendarahan dapat terjadi dalam tubuh, seperti perdarahan pada otak, yang dapat mengakibatkan gejala seperti sakit kepala, muntah, kejang, atau kesulitan berbicara.

6. Mudah Lelah

Merasa mudah lelah karena kehilangan banyak darah akibat pendarahan.

Penderita penyakit ini dengan tipe ringan mungkin hanya mengalami sedikit gejala atau bahkan tidak mengalami gejala sama sekali. Namun, pada penderita tipe sedang hingga berat, gejala dapat menjadi lebih sering dan parah, bahkan dapat mengancam jiwa jika tidak segera tertangani dengan tepat.

Diagnosis

Hemofilia dapat terdiagnosis melalui tes darah yang mengukur tingkat faktor pembekuan darah dalam darah. Jika tingkat faktor pembekuan darah rendah atau tidak ada sama sekali, maka penderita dapat terdiagnosis menderita penyakit ini. Tes darah juga dapat membantu dokter untuk menentukan jenis dari penyakit ini pada penderitanya.

Pencegahan

Hemofilia merupakan kondisi yang diwariskan secara genetik, sehingga tidak ada cara untuk mencegahnya sepenuhnya. Namun, ada beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk membantu mengurangi risiko pendarahan dan memperbaiki kualitas hidup penderita penyakit ini, antara lain:

  1. Menghindari kegiatan fisik yang berisiko: Kegiatan fisik yang melibatkan risiko cedera seperti olahraga kontak atau kegiatan yang melibatkan risiko cedera harus dihindari atau dilakukan dengan hati-hati.
  2. Menjaga kesehatan tubuh: Tentunya, menjaga kesehatan tubuh dengan cara mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi pembekuan darah.
  3. Memperhatikan tanda-tanda pendarahan: Penderita hemofilia harus memperhatikan tanda-tanda pendarahan seperti memar atau perdarahan pada sendi dan segera mencari perawatan medis jika diperlukan.
  4. Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan: Penderita hemofilia harus rutin melakukan pemeriksaan kesehatan untuk memantau kadar faktor pembekuan darah dalam tubuh dan memastikan kesehatan tubuhnya tetap terjaga.

Pengobatan

Pengobatan dan perawatan untuk hemofilia bertujuan untuk menghentikan pendarahan dan mencegah kerusakan jangka panjang pada sendi atau organ tubuh lainnya. Berikut adalah beberapa cara pengobatan dan perawatan untuk hemofilia:

1. Infus Faktor Pembekuan Darah

Pengobatan utama untuk penyakit ini adalah dengan memberikan infus faktor pembekuan darah yang penting bagi tubuh, baik melalui suntikan intravena atau melalui alat infus rumah. Pemberian infus faktor pembekuan darah harus segera setelah gejala pendarahan muncul untuk membantu menghentikan pendarahan dan mencegah kerusakan jangka panjang pada tubuh.

2. Terapi Gen

Terapi gen adalah metode pengobatan yang lebih baru untuk hemofilia, yang mana gen yang bertanggung jawab untuk produksi faktor pembekuan darah diperbaiki atau diganti dengan gen yang sehat. Terpenting, terapi ini dapat membantu mengurangi kebutuhan penderita penyakit ini untuk infus faktor pembekuan darah.

3. Transfusi Darah

Jika infus faktor pembekuan darah tidak tersedia, dapat menggunakan transfusi darah sebagai pengobatan sementara untuk membantu menghentikan pendarahan.

4. Fisioterapi

Fisioterapi dapat membantu mengembangkan kekuatan otot dan meningkatkan keseimbangan dan fleksibilitas sendi pada penderita hemofilia yang telah mengalami kerusakan jangka panjang pada sendi atau organ tubuh lainnya.

5. Obat-obatan Tambahan

Obat-obatan tambahan, seperti obat pereda nyeri dan obat anti-inflamasi, dapat membantu mengurangi gejala pendarahan pada penderita hemofilia.

6. Pencegahan Infeksi

Penderita hemofilia juga harus memperhatikan pencegahan infeksi, seperti menghindari konsumsi makanan yang tidak aman dan menjaga kebersihan tubuh yang baik untuk mencegah infeksi.

Pengobatan dan perawatan untuk hemofilia harus ada penyesuaian dengan tingkat keparahan kondisi, usia, dan kesehatan umum penderita. Penderita hemofilia harus selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis hemofilia untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat dan terus memantau kondisi kesehatannya.

Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliCare untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine ReliDoc 24/7 secara gratis di aplikasi ReliCare. Yuk langsung download aplikasi ReliCare, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.

ReliCare One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.

Sumber Artikel Hemofilia

WebMD. Akses pada 2024. Hemophilia.
MedicineNet. Akses pada 2024. Hemophilia A and B (Bleeding Disorders)
MedlinePlus. Akses pada 2024. Hemophilia.
Cleveland Clinic. Akses pada 2024. Hemophilia.
Mayo Clinic. Akses pada 2024. Hemophilia.

Ditinjau oleh: dr. Teddy H

Bagikan Artikel Ini

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on linkedin
LinkedIn