Keputihan

ReliDoc – Jakarta. Tahukah kamu jika keputihan terbagi dalam dua jenis, ada keputihan normal dan tidak normal? Yuk, baca selengkapnya mengenai masalah kesehatan wanita di bawah ini!

Kenali Keputihan

Ringkasnya, keputihan atau yang disebut juga leukorrhea merupakan hal yang banyak kaum wanita alami. Tentu saja, seperti yang sudah diketahui, keputihan akan mengeluarkan cairan atau lendir dari vagina yang berfungsi untuk membersihkan vagina dan menjaga kelembaban vagina. Memang, secara harafiah keputihan merupakan cara alami tubuh untuk mencegah infeksi dan kebersihan vagina. Selanjutnya, keadaan ini sendiri terdiri dari 2 jenis, yaitu keputihan secara alami (normal) dan keputihan kelainan (abnormal).

Hal yang utama, keputihan alami atau fisiologis (normal) adalah cairan yang keluar disebabkan oleh stres, kegiatan seksual, perubahan hormon, menstruasi, alat kontrasepsi, dan kehamilan. Sedangkan keputihan kelainan atau patologis (abnormal) disebabkan oleh jamur candida, bakteri, dan protozoa.

Gejala dan Faktor

Umumnya, gejala masalah kesehatan wanita ini sesuai dengan jenisnya. Berikut gejalanya yang terbagi dua, yakni:

1. Gejala Keputihan Alami (Normal)

Cairan yang keluar tidak berwarna (bening) atau putih
Tidak menimbulkan bau yang menyengat
Cairan yang keluar bertekstur lengket dan kental
Banyak sedikitnya cairan dipengaruhi oleh hormon.

2. Gejala Keputihan Kelainan (Abnormal)

Berbau menyengat atau tidak sedap
Cairan yang keluar berwarna kekuningan, hijau, atau seperti nanah
Selain itu, cairan yang keluar lebih banyak dari biasanya
Menimbulkan rasa gatal
Teksturnya lebih kental dan terkadang menggumpal
Menimbulkan rasa nyeri
Bahkan terjadinya pendarahan saat menstruasi dan setelah berhubungan seksual.

Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan masalah kesehatan wanita kelainan (abnormal) :

Tidak menjaga kebersihan area vagina
Mengonsumsi pil KB
Terinfeksi HIV
Gonta-ganti pasangan seksual
Berhubungan seksual tanpa menggunakan pengaman
Menggunakan antibiotik atau steroid
Memakai pakaian atau dalaman yang ketat
Tidak menjalani pola hidup yang sehat
Terlalu sering menggunakan sabun atau pembersih yang beraroma dan berbusa
Menderita penyakit tertentu, seperti kanker serviks, infeksi jamur, radang panggul dan lain sebagainya.

Penanganan

Pendek kata, cara utama untuk mengatasi keputihan abnormal ialah dengan menjaga kebersihan. Namun, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk mengatasi atau mengurangi masalah kesehatan wanita kelainan (abnormal) ini.

Membersihkan vagina menggunakan air hangat, hal ini dapat mengurangi kuman atau bakteri yang ada di vagina.
Tidak mencuci vagina dari arah anus ke vagina, tetapi dari vagina ke anus, hal ini agar menghindari perpindahan kuman atau bakteri dari anus ke vagina.
Tidak menggunakan pakaian atau dalaman yang ketat, dan menggunakan dalaman berbahan katun.
Rajin mengganti pembalut saat sedang menstruasi
Selain itu, langsung mengganti pakaian dalam saat selesai berenang atau ketika dalaman terasa lembab (basah).
Keringkan area vagina setelah membuang air besar atau kecil
Hal yang terpenting, berhubungan seks dengan tidak gonta-ganti pasangan.
Setidaknya, gunakan pelindung saat berhubungan seks.

Namun jika keluhan keputihan abnormal disertai dengan rasa sakit yang berlebih, ada baiknya untuk melakukan konsultasi dengan dokter. Jadi agar tahu harus melakukan tindakan apa atau harus mengkonsumsi obat apa.

Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliDoc untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine “Chat Dokter” 24/7 secara gratis di aplikasi ReliDoc. Yuk langsung download aplikasi ReliDoc, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.

ReliDoc One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.

Sumber Artikel Keputihan

Mayo Clinic. Akses pada 2023. Symptoms. Vaginal Discharge.
HelloSehat. Akses pada 2023. Penyakit Wanita Keputihan.
Yankeskemenkes. Akses pada 2023. Sering keputihan? Normalkah?
KlikDokter. Akses Pada 2023. Masalah Reproduksi atau Keputihan.

Ditinjau oleh: dr. Vanesha Cicilia

Bagikan Artikel Ini