ReliDoc – Jakarta. Salah satu virus yang jarang ditemukan di Indonesia merupakan Polio. Akan tetapi sejak tahun 2022 hingga 2024 telah dilaporkan 12 kasus kelumpuhan karena Polio. Nah maka dari itu, waspada Polio, berikut cara pencegahannya! Mari kita lakukan cara-cara untuk mencegah agar tidak menyebar.Yuk simak di bawah ini!
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Paparan virus ini memicu kerusakan saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan, kesulitan bernapas, bahkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dan sangat menular namun dapat dicegah dengan vaksin polio.
Meski anak-anak sangat rentan terhadap penyakit ini, bukan berarti orang dewasa tidak berisiko terkena polio.
Polio disebabkan oleh virus poliomyelitis. Virus ini ditularkan melalui mulut atau hidung kemudian berkembang biak di dalam usus sebelum akhirnya bereplikasi menjadi bertambah banyak sehingga dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh.
Penularan poliomyelitis dapat terjadi melalui kontak langsung dengan feses penderita poliomyelitis atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi poliomyelitis. Virus ini juga dapat ditularkan melalui droplet air liur saat penderita batuk atau bersin, namun hal ini lebih jarang terjadi.
Virus polio sangat mudah menyerang orang yang belum mendapatkan vaksin polio.
Beberapa Faktor yang menyebabkan kamu terkena polio merupakan:
Bepergian ke daerah di mana telah terjadi epidemi polio
Kebanyakan penderita polio tidak menyadari bahwa mereka telah tertular polio karena virus polio pada awalnya hanya menimbulkan sedikit atau tanpa gejala. Namun, pasien polio dapat menyebarkan virus dan menulari orang lain.
Berdasarkan gejalanya, poliomyelitis dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu poliomyelitis yang tidak menyebabkan kelumpuhan (non paralisis), poliomyelitis yang menyebabkan kelumpuhan (paralisis), dan sindrom pasca polio.
Polio non-paralisis adalah jenis poliomyelitis yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejala polio muncul 6-20 hari setelah terpapar virus dan bersifat ringan. Gejala poliomielitis non-paralisis berlangsung 1-10 hari dan hilang dengan sendirinya. Gejala-gejala ini meliputi:
Polio paralisis merupakan jenis poliomyelitis yang berbahaya karena dapat menyebabkan kelumpuhan permanen pada sumsum tulang belakang dan otak. Gejala awal poliomyelitis paralisis mirip dengan poliomielitis non-paralisis. Namun, dalam seminggu gejala berikut muncul:
Kaki atau lengan terasa lemah
Jika seseorang menderita polio saat masih anak-anak atau dewasa muda tetapi telah berhasil pulih dengan mempertahankan beberapa atau semua gerakan lengan atau kaki yang melemah, atau bahkan sampai menjadi atletis sesudahnya, Nantinya mereka dapat menjadi lebih lemah di masa dewasa akhir. Itu adalah sindrom pasca-polio, yaitu suatu kondisi yang dapat memengaruhi penderita polio beberapa dekade setelah mereka pulih dari infeksi virus polio awal. Beberapa pasien ini umumnya menjadi penderita disabilitas seperti terikat kursi roda.
Sindrom pasca-polio umumnya menyebabkan gejala yang sangat mengganggu kenyamanan hidup sehari-hari seperti sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun.
Cara paling efektif untuk mencegah penyebaran polio adalah vaksinasi. Anak-anak harus menerima vaksin polio pada usia berikut:
Vaksin polio dapat melindungi anak dengan mempersiapkan tubuh mereka untuk melawan vaksin polio. Hampir semua anak yang menerima semua dosis vaksin polio akan terlindungi dari polio.
Selain itu, sangat penting untuk memperhatikan kebersihan tangan yang baik dan sering mencuci tangan dengan sabun dan air. Kebersihan yang buruk juga dapat meningkatkan risiko tertular polio.
Tidak ada obat untuk polio, hanya perawatan yang mengurangi gejalanya. Fisioterapi dapat merangsang otot dan obat antispasmodik melemaskan otot dan meningkatkan mobilitas. Meskipun dapat meningkatkan mobilitas, namun tidak dapat mengobati kelumpuhan polio yang bersifat permanen.
Apabila sudah terkena Polio, tindakan yang dilakukan yaitu tatalaksana kasus lebih ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat, sehingga anggota gerak diusahakan kembali berfungsi senormal mungkin dan penderita dirawat inap selama minimal 7 hari atau sampai penderita melampaui masa akut.
Deteksi dini dan pengobatan dini dapat mempercepat pemulihan dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
Nah, itu dia penjelasan penyebaran hingga pencegahan polio ya ReliFriend, jadi vaksin polio sejak dini itu penting loh, bagi kamu yang merasa sakit atau mempunyai gejala di atas, langsung hubungi dokter ya!
Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliCare untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine “ReliDoc” 24/7 secara gratis di aplikasi ReliCare. Yuk langsung download aplikasi ReliCare, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.
ReliCare One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.
CDC. Akses pada 2024. Polio Vaccination
CDC. Akses pada 2024. What Is Polio?
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Akses pada 2024. Poliomyelitis (Penyakit Virus Polio)
WHO. Akses pada 2024. Poliomyelitis
Ditinjau oleh: dr. Christian Hendra Raharja
Bagikan Artikel Ini