Leptospirosis

Leptospirosis

ReliDoc – Jakarta. Di daerah rumah kamu ada banyak hewan pengerat seperti tikus? Tikus biasanya membawa banyak sumber penyakit loh, salah satunya adalah leptospirosis. Yuk simak mengenai leptospirosis di bawah ini!

Apa itu Leptospirosis?

Leptospirosis adalah penyakit yang timbul karena bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urin atau darah hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang dapat menjadi pembawa penyakit tersebut adalah tikus, sapi, anjing dan babi. Bakteri ini merupakan bakteri Zoonosis yang di mana dapat menyebar ke manusia dan hewan, termasuk hewan peliharaan kamu loh.

Memasuki musim penghujan, kita semua harus mulai waspada dengan datangnya bencana banjir, khususnya bagi yang tinggal di daerah rawan banjir. Hal ini perlu kita lakukan agar dapat terhindar dari berbagai kemungkinan terburuk dari datangnya banjir, yaitu salah satunya adalah penyakit penyerta banjir seperti penyakit ini.

Penyakit ini tertular melalui kencing tikus berupa bakteri yang masuk melalui kulit yang lecet atau selaput lendir pada saat kontak dengan banjir atau genangan air sungai hingga selokan dan lumpur. Manusia bisa juga terkontaminasi melalui air atau tanah yang tercampur urin hewan lainnya seperti babi atau anjing yang membawa bakteri Leptospira.

Penyebab Leptospirosis

Penyakit Leptospirosis timbul oleh bakteri Leptospira interrogans, yang tertular oleh hewan. Leptospira dapat bertahan hidup di dalam ginjal hewan ini selama beberapa tahun tanpa menimbulkan gejala apapun.

Beberapa hewan yang menularkan penyakit ini, yaitu:

  • Tikus
  • Sapi
  • Anjing
  • Babi

Seseorang bisa terkena infeksi leptospirosis jika mata, mulut, hidung atau luka kulit terbuka bersentuhan dengan:

  • Urine, darah atau jaringan hewan yang membawa bakteri.
  • Air yang terkontaminasi bakteri.
  • Tanah yang terkontaminasi bakteri.
  • Seseorang juga bisa terkena leptospirosis jika digigit

Gejala Leptospirosis

Pada beberapa kasus, gejala penyakit ini tidak muncul sama sekali. Namun, pada kebanyakan pasien, gejala penyakit ini muncul dalam waktu 2 hari hingga 4 minggu setelah terpapar bakteri Leptospira.

Gejalanya sangat bervariasi dari satu pasien ke pasien lainnya dan seringkali disamakan dengan gejala penyakit lain, seperti flu atau demam berdarah. Tanda dan gejala awal pada penderita penyakit ini antara lain:

Penyakit-penyakit di atas biasanya sembuh dalam waktu seminggu. Namun, dalam beberapa kasus, pasien mengembangkan penyakit tahap kedua yang dikenal sebagai penyakit Weil. Penyakit ini disebabkan oleh peradangan yang disebabkan oleh infeksi.

Penyakit Weil dapat berkembang 1 sampai 3 hari setelah timbulnya gejala leptospirosis. Gejala yang berbeda terjadi tergantung pada organ mana yang terinfeksi.

Pencegahan Leptospirosis

Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghindari kontak dengan bakteri tersebut. Namun, penyakit ini dapat menginfeksi manusia dan hewan lainnya. Oleh karena itu, pencegahan penyakit ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu untuk manusia dan hewan peliharaan. Berikut penjelasannya:

1. Untuk Manusia

  • Hindari berenang di air tawar, seperti sungai atau aliran air, yang mungkin mengandung urin hewan.
  • Tidak menyentuh atau berenang di air banjir.
  • Jauhkan atau usir hama tikus yang rentan memanifestasi rumah.
  • Kenakan pakaian atau sepatu pelindung.
  • Mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas

2. Untuk Hewan Peliharaan

  • Hindarkan hewan peliharaan dari hewan pengerat, hewan liar, dan bangkai hewan.
  • Hindarkan hewan peliharaan dari air yang terkontaminasi.
  • Hewan peliharaan di anjurkan untuk minum air bersih.
  • Jika memungkinkan, kamu juga perlu menjauhkan hewan peliharaan dari urine hewan lain.
  • Gunakan vaksin leptospirosis untuk hewan peliharaan

Pengobatan Leptospirosis

Infeksi leptospirosis biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Dalam kondisi ringan, infeksi penyakit ini dapat sembuh sendiri. Pengobatan biasanya ditujukan untuk menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi.

Berikut beberapa cara pengobatannya, yaitu :

1. Pemberian Obat-Obatan

Jika gejala telah berkembang, dokter akan meresepkan obat untuk meredakan gejala dan mengobati infeksi bakteri. Beberapa obat yang diberikan adalah:

  • Antibiotik seperti penisilin, amoksisilin, ampisilin, doksisiklin, atau azitromisin
  • Obat turun demam dan pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen

2. Terapi Lainnya

Jika seseorang menderita leptospirosis berat, mereka harus dirawat di rumah sakit. Leptospirosis berat dapat mempengaruhi banyak fungsi organ.

Tergantung pada kondisi klinis dan tingkat keparahan penyakitnya, pasien mungkin memerlukan tindakan medis tambahan, seperti:

  • Dialisis pada kasus komplikasi yang mengalami gagal ginjal
  • Ventilasi mekanis pada pasien dengan gagal nafas.

Jika kamu atau seseorang yang dekat dengan kamu memiliki satu atau lebih gejala leptospirosis, segera hubungi dokter. Tujuannya, agar penanganan dapat segera dilakukan sehingga meminimalkan risiko komplikasi.

Bagi peserta Asuransi Reliance. Kamu dapat menggunakan Aplikasi ReliDoc untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhanmu. Nikmati fasilitas telemedicine Chat Dokter 24/7 secara gratis di aplikasi ReliDoc. Yuk langsung download aplikasi ReliDoc, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.

ReliDoc One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.

Sumber Artikel Leptospirosis

Centers for Disease Control and Prevention. Akses pada 2022. Leptospirosis.
Healthline. Akses pada 2022. Weil’s Disease.
WebMD. Akses pada 2022. What is Leptospirosis?
World Health Organization. Akses pada 2022. Leptospirosis Prevention and Control in Indonesia.

Ditinjau oleh: dr. Christian Hendra Raharja

Bagikan Artikel Ini

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on linkedin
LinkedIn