Batuk Berdarah atau Hemoptisis

Batuk Berdarah atau Hemoptisis

ReliDoc – Jakarta. Kamu batuk-batuk, tapi batuk kamu berdarah? Hati-hati, ini merupakan batuk berdarah atau hemoptisis. Ini merupakan kondisi yang cukup umum, tapi walaupun umum dapat menyebabkan kondisi serius juga loh. Ingin tahu lebih lanjut? Yuk simak artikelnya di sini!

Apa itu Batuk Berdarah?

Batuk berdarah (juga disebut hemoptisis) adalah batuk disertai keluarnya lendir bernoda darah dari saluran udara (paru-paru atau tenggorokan). Ini adalah kondisi umum dengan banyak kemungkinan penyebab, tentunya beberapa kondisi ini bisa sangat serius.

Faktanya, hemoptisis dan hematemesis (muntah darah) tidaklah sama. Lantaran, batuk berdarah kadang dapat timbul berbusa (karena adanya udara) dan bercampur lendir, yang mungkin berwarna merah dan biasanya ada dalam jumlah kecil. Sedangkan, hematemesis adalah muntah darah dalam jumlah besar dari mulut.

Jenis-Jenis Batuk Berdarah

Menurut jurnal NCBI, Hemoptisis terklasifikasikan ke dalam 3 jenis berdasarkan jumlah darah yang Anda batukkan keluar selama periode 24 jam. Namun, dalam beberapa kasus, sulit untuk membedakannya.

  • Hemoptisis Masif yang mengancam jiwa. Berkisar lebih dari 300 mililiter (mL) darah hingga lebih dari 400 mL.
  • Hemoptisis Sedang-berat. Mengeluarkan 30 hingga 300 ml darah.
  • Hemoptisis ringan. Batuk kurang dari 30 ml.

Gejala Batuk Berdarah

Hemoptisis adalah penyakit yang biasanya timbul karena bronkitis. Bronkitis mengacu pada peradangan pada bronkus. Ini adalah tabung yang membawa udara ke paru-paru dan dari paru-paru. Kondisi ini menyebabkan penderita mengeluarkan lendir saat batuk, dan kondisi ini bisa akut atau kronis. Kasus akut sering timbul oleh infeksi saluran pernapasan, influenza atau flu. Pasien dengan kondisi ini dapat pulih dalam waktu 1-2 minggu tanpa masalah kesehatan yang berkelanjutan. Pada sisi lain, kasus kronis sering disebabkan oleh merokok. Hal ini menyebabkan bronkus menjadi meradang dan akhirnya berdarah.

Penting untuk dicatat bahwa batuk ini juga dapat timbul karena kondisi yang tidak terkait dengan sistem pernapasan. Misalnya, orang dengan masalah gastrointestinal dapat batuk berdarah dikarenakan ada masalah di bagian dalam perut. Beberapa orang mungkin juga mengalami mimisan parah. Dan dalam beberapa kasus, darah dapat mengalir ke paru-paru dan menyebabkan infeksi saluran paru bawah dan sesak.

Umumnya, hemoptisis bukanlah suatu penyakit tetapi dapat merupakan gejala dari adanya penyakit utama atau lainnya yang memerlukan perhatian khusus. Kemungkinan penyebab hemoptisis adalah:

  • Pembekuan darah di paru-paru
  • Aspirasi paru (menarik darah ke paru-paru).
  • Kanker paru-paru.
  • Batuk keras yang berlebihan yang mengiritasi tenggorokan.
  • Infeksi paru-paru.
  • Penggunaan obat-obatan pengencer darah.
  • Tuberkulosis.
  • Emboli paru (penyumbatan arteri di paru-paru).
  • Komplikasi lupus.
  • Gagal jantung.

Diagnosis Batuk Berdarah

Untuk menunjang penegakkan diagnosa hemoptisis dan mencari penyebabnya, dokter mungkin melakukan diagnosis dengan satu atau lebih metode berikut:

  • Riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Ini akan membantu mengumpulkan petunjuk untuk mengidentifikasi penyebabnya.
  • Rontgen dada. Ini dapat menunjukkan jika ada benjolan di dada atau jika ada cairan atau ada penyumbatan di paru-paru.
  • CT-scan. Tes ini menggunakan gambar rinci bagian dalam dada dan dapat mengungkapkan beberapa penyebab hemoptisis.
  • Seorang dokter memasukkan tabung fleksibel dengan kamera pada ujungnya yang disebut bronkoskop melalui hidung atau mulut dan ke tenggorokan atau saluran napas untuk mendeteksi lokasi perdaharan.
  • Complete blood count (CBC). Tes ini memeriksa jumlah sel darah putih dan merah serta trombosit (sel yang membantu pembekuan darah) dalam darah. Umumnya dapat ditemukan anemia pada hemoptisis
  • Tes urin sederhana ini juga mengungkapkan beberapa penyebab hemoptisis.
  • Profil kimia darah. Tes ini mengukur elektrolit dan fungsi ginjal untuk mencari penyebab hemoptisis.
  • Gas darah arteri. Tes ini mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Seseorang yang batuk berdarah mungkin memiliki kadar oksigen yang rendah.
  • Oksimeter Nadi. Sebuah probe (biasanya di jari Anda) menguji tingkat oksigen dalam darah Anda untuk mengetahui derajat berat ringannya hemoptisis.

Pengobatan Batuk Berdarah

Ada berbagai pengobatan dan perawatan untuk hemoptisis. Umumnya, pengobatan hemoptisis ringan bisa  dengan obat batuk. Setelah penyebab hemoptisis telah teridentifikasi, dokter Anda akan berbicara dengan Anda tentang rencana perawatan terbaik untuk mengatasi gejala dan kondisi yang mendasarinya. Jika tumor atau kanker adalah sebagai penyebabnya, pembedahan atau pengobatan kanker mungkin diperlukan. Antibiotik dapat diresepkan untuk pneumonia dan tuberkulosis. Penggunaan steroid dapat untuk mengobati peradangan yang menyebabkan pendarahan.

Apabila hemoptisis disertai dengan gejala-gejala di bawah ini:

Kemungkinan gejala hemoptisis berlanjut dan berpotensi memburuk sehingga sebaiknya Anda harus menemui dokter dan melakukan konsultasi.

Bagi peserta Asuransi Reliance, dapat menggunakan Aplikasi ReliCare untuk konsultasi dengan dokter perihal keluhan yang dialami. Nikmati fasilitas telemedicine ReliDoc 24/7 secara gratis di aplikasi ReliCare. Yuk langsung download aplikasi ReliCare, kini tersedia di Google Play dan juga App Store.

ReliCare One stop solution mobile app, kemudahan informasi dalam genggaman.

Sumber Artikel Batuk Berdarah atau Hemoptisis

ClevelandClinic. Akses pada 2024. Coughing Up Blood
DocDoc. Akses pada 2024. What is Hemoptysis: Causes, Symptoms, Diagnosis, and Treatment
WebMD. Akses pada 2024. Hemoptysis (Coughing Up Blood)

Ditinjau oleh: dr. Christian Hendra Raharja

Bagikan Artikel Ini

Share on whatsapp
WhatsApp
Share on facebook
Facebook
Share on linkedin
LinkedIn